Lembaga intelijen Australia, ASIO (Australian Security Intelligence Organisation), secara mendadak menggeledah warga negara Australia asal Indonesia di Perth. Penggeledahan warga negara asal Indonesia ini dikaitkan dengan Jamaah Islamiyah (JI). Jaya Fadly Basri (30), warga Australia asal Indonesia digeledah secara mendadak oleh ASIO selama tidak kurang empat jam di rumahnya di daerah Belmore, Sydney. Menurut beberapa berita, Basri telah menjadi terget ASIO yang dan dihubung-hubungkan dengan JI, kelompok yang diindentikkan PBB sebagai teroris. “Mereka belum pernah bekerja dengan JI atau organisasi teroris lainnya. Mereka adalah keluarga yang damai dan sederhana…”, kata Stephen Hopper, pengacara keluarga Basri. Hopper mengatakan, ASIO juga telah menyita beberapa barang pribadi milik Basri, antara lain; dokumen, komputer dan handphone. Hopper mengatakan akan menyiapkan tindakan resmi untuk menuntut pemerintah. Di tempat lain, di Perth, pagi ini, Rabu (30/10/02), dua rumah warga Indonesiajuga tengah digeledah oleh petugas intelejen . Mereka menggunakan senapan otomatis, penutup wajah, dan peralatan mirip perang. Beberapa orang saksi di tempat itu mengatakan merasa ngeri dan sangat shock melihat peralatan perang dan senjata yang dikenakan para petugas tersebut. Salah seorang yang rumahnya telah digeledah pihak polisi Feredal dan ASIO di kawasan Perth, Jan Herbert, mengatakan sangat shock. Menurutnya, saat itu petugas intel dan polisi memasuki rumahnya dengan kasar di Spencer Road. Herbert sendiri telah pindah dari Jakarta sejak tahun 1989. Penggeledahan terhadap Herbert ini dikarenakan yang bersangkutan pernah mendatangkan Abu Bakar Baasyir di Sydney tahun 1997 untuk berceramah. Pihak polisi Federal dan ASIO juga menanyai Herbert beberapa hal yang dikait-kaitkan seputar bom di Bali. “Badan saya adalah Indonesia, tapi saya orang Australia”, katanya pada ABC News Online. Nampaknya, kasus Bali yang telah menewaskan banyak warga Australia menjadikan pemerintahan Australia sangat sensitif terhadap kelompok Islam. Jamaah Islamiyah yang belum jelas keberadaanya, kini dijadikan alasan baru mengangkapi orang Islam. Hingga berita ini diturunkan masih belum jelas benar identitas lengkap kedua orang asal Indonesia tersebut. Ketua Umum PB NU Hasyim Muzadi menyesalkan tindakan polisi Australia yang melakukan penggerebegan terhadap rumah WNI yang beragama Islam di Australia. Muzadi menyebut Australia telah membelokkan masalah terorisme menjadi masalah agama. Pernyataan Muzadi ini disampaikan dalam jumpa pers di kantor PBNU,Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2002). “Tak boleh masalah itu dibelokkan pada komunitas agama maupun agama itu sendiri. Tapi hari ini sudah terjadi pembelokan itu yang dikomandani oleh Australia bahwa yang terkesan melakukan teror adalah dari Islam,” tambah Muzadi seperti dikutip detik.com. (ABCNO/dtk/Cha)