Hidayatullah.com–Pemberontak Syiah al Houthi yang menyerang instalasi Saudi Aramco pekan lalu adalah bagian awal dari operasi militer terhadap 300 target militer vital, kutip kantor berita SABA yang dikuasai Houthi hari Ahad, mengutip sumber Houthi.
Sasaran target termasuk markas militer penting dan fasilitas di Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, serta pangkalan mereka di Yaman, kata SABA mengutip sumber tersebut.
Saudi mengatakan sebuah pesawat tak berawak telah menabrak dua stasiun pompa minyak Selasa lalu, setelah Masouth TV yang dipimpin pemberontak Houthi sebelumnya mengatakan kelompok itu telah meluncurkan serangan terhadap instalasi Saudi.
Pemimpin pemberontak Houthi Abdul-Malik al-Houthi hari Rabu mengatakan bahwa milisi dukungan Iran ini sedang mengembangkan lebih banyak kemampuan militer, yang telah “membuktikan keefektifannya,” tetapi yang akan datang adalah “semakin besar dan semakin besar,”kutip alarabiya.net.
Pihak Riyadh hari Selasa (14/5), mengatakan, milisi al Houthi menyerang dua stasiun pompa minyak, menyebabkan kerusakan kecil pada salah satu stasiun pemasok minyak melalui pipa yang mengalir dari kawasan provinsi timur yang kaya minyak ke Pelabuhan Yanbu di Laut Merah. Serangan ini telah dikonfirmasi Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan kantor berita negara Arab Saudi, SPA.
Serangan ini terjadi hanya dua hari setelah kapal tanker minyak Saudi disabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA).
Serangan pemberontak itu telah memicu kebakaran di salah satu stasiun pompa minyak, namun kebakaran telah dikendalikan. Akibat serangan itu, perusahaan raksasa minyak negara, Aramco, berhenti memompa minyak melalui pipa.*