Hidayatullah.com—seorang wanita Kanada disuruh membayar tagihan telepon sebesar 61.000 dolar Kanada (sekitar 658,4 juta rupiah) meskipun dia membantah menggunakan telepon sebanyak itu.
Nadine Speir terkejut bukan kepalang menerima tagihan untuk pembayaran ratusan panggilan internasional, tetapi perusahaan telekomunikasi Bell MTS bersikukuh tagihan itu benar adanya.
Speir ngoto tagihan tersebut tidak adil.
“Jumlah itu sama dengan gaji tahunan saya. Saya harus menggadaikan rumah untuk membayarnya,” kata wanita malang itu seperti dilansir Euronews Ahad (9/6/2019).
“Saya berusaha tetap tenang. Saya tidak percaya bahwa tidak ada solusi lain, dan sebagai pelanggan saya rentan mendapatkan tagihan semacam ini dan yang bisa mereka katakan hanya, maaf,” kata Spier.
Bell MTS bersikeras mengatakan wanita itu harus membayar tagihan telepon yang dilakukannya yang kebanyakan untuk menghubungi nomor telepon di Kuba dan Filipina.
“Ini jelas-jelas tidak logis, saya yakin orang waras tidak akan melihat ini dan berpikir bahwa ada orang yang benar-benar duduk lalu menelepon sebanyak itu,” kata Spiers.
Sebuah lembaga nasional independen yang bertugas menangani kasus-kasus semacam ini mengatakan bahwa ini merupakan satu contoh dari penipuan penggunaan telepon internasional, di mana para peretas (hackers) menggunakan voicemail orang lain untuk masuk dan menggunakan saluran telepon korbannya.*