Jum’at, 9 September 2005
Hidayatullah.com—Munculnya nama Jenderal Sonthi Boonyaratglin sebagai pengganti Jenderal Prawit Wongsuwan yang memasuki masa pensiun diumumkan secara resmi oleh radio nasional Kamis kemarin.
Penunjukan Sonthi ini dinilai banyak pihak sebagai langkah tepat di saal Thailand menghadapi masalah dengan kalangan Muslim.
Thailand yang berpenduduk mayoritas Buddha, kini tengah berjuang untuk mengakhiri pergolakan berdarah di wilayah selatannya yang berpenduduk mayoritas Muslim
Veteran Perang Vietnam Jenderal Sonthi Boonyaratglin, yang pengangkatannya diumumkan istana kerajaan, dipromosikan ke jabatan tersebut mungkin karena pengalaman tempurnya bukan didasarkan pada agamanya, kata seorang pengamat.
Sonthi (59) adalah lulusan Akademi Militer Kerajaan Thailand. Terakhir dia ditempatkan di Korps Infanteri AD dan pernah komandan pasukan elite Komando Pasukan Khusus.
Karena Muslim, Sonthi dianggap bisa membantu tentara dalam usahanya untuk memenangkan dukungan warga sipil wilayah selatan yang berpenduduk mayoritas Islam, tempat lebih dari 800 orang tewas sejak aksi kekerasan meletus tahun lalu, kata Panitan Wattanayagorn dari Universitas Chulailongkorn, Bangkok.
"Ia adalah calon yang paling berkualitas," kata Panitan. "Pemahamannya atas Islam dapat membantu tentara menjalankan operasi mereka untuk memenangkan hati dan perasaan warga Muslim di selatan."
Sonthi, yang akan menjadi panglima angkatan darat 1 Oktober mendatang, mengemukakan kepada Reuters dari Brunei Darussalam, ia akan mengefisienkan operasi tentara di selatan untuk membawa hasil nyata bagi rakyat.
"Saya akan menjadikan Tentara Kerajaan Thailand ke dalam tentara rakyat, dan akan menjadikan tentara yang mencintai rakyat," kata Sonthi, yang menghadiri KTT para kepala staf Angkatan Darat Asia Tenggara mewakili Jenderal Prawit Wongsuwan.
"Kami memiliki tentara lebih dari cukup di wilayah selatan, tapi kami memerlukan hasil nyata dari mereka," kata dia tanpa merinci lebih jauh tentang bagaimaana ia akan menjalankan tujuannya.
Ada lebih dari 30.000 tentara dan polisi di tiga propinsi paling selatan, tempat warga Thailand yang Muslim berbicara dengan dialek Melayu, tapi serangan bom dan penembakan terus terjadi.
Sonthi akan memangku jabatannya dua tahun sebelum menjalani pensiun usia 60 tahun.
Sementara itu seorang letnan jenderal beragama Buddha yang dituduh sembrono dalam kematian 78 warga Muslim dalam penahanan militer tahun lalu dipromosikan menjadi jenderal penuh dalam perombakan tahunan.
Letjen Pisan Wattanawongkeeree, yang ditugaskan di selatan ketika 78 pemrotes dari kelompok warga Muslim meninggal akibat lemas dalam truk militer ketika mereka dibawa ke tempat penahanan, dipindahkan ke tempat tanpa jabatan setelah satu pemeriksaan menyalahkan dia atas tragedi itu.
Tapi Pisan dipromosikan menjadi jenderal penuh hari Kamis dan menjadi penasehat khusus Kemenetrian Pertahanan.
Banyak pihak berharap terpilihnya Sonthi bisa menyelesaikan konflik berkepanjangan Kerajaan Thailand dengan kalangan Muslim. Hanya saja biasanya, tentara adalah tentara. Menurut seorang pengamat militer Indonesia, ideologi tentara adalah militer itu sendirit. (afp/ant/mi/cha)