Hidayatullah.com—HSBC (HSBA.L) hari Kamis (4/6/2015) akhirnya bersedia membayar 40 juta franc Swiss ($43 juta) kepada pemerintah Jenewa, guna mengakhiri penyelidikan atas praktik money laundering (pencucian uang) yang dilakukannya bank privatnya di Swiss.
Bocoran dokumen awal tahun ini menimbulkan tudingan bahwa HSBC Private Bank di Swiss diduga memungkinkan klien-kliennya untuk menyembunyikan aset bernilai jutaan dolar, menjadi target penyelidikan regulator perbankan dan juga pihak kejaksaan di Jenewa.
Setelah melakukan penyelidikan selama 4 bulan, otoritas di Jenewa mengatakan mereka akan menutup penyidikan setelah HSBC setuju untuk membayar 40 juta franc Swiss sebagai denda atas praktek ‘haram’ yang dilakukannya.
Kepala jaksa penuntut di Jenewa Yves Bertossa mengatakan bisnis perbankan HSBC yang menangani dana dari wilayah Mediterania dan Israel merupakan inti dari penyidikan yang dilakukan pihaknya, dengan fokus pada 4 klien bank tersebut. Penyelidikan dilakukan setelah pihak kejaksaan menyita dokumen-dokumen terkait.
Kepala Kejaksaan Jenewa Olivier Jornot kepada wartawan berkata, “Perkara ini menunjukkan lemahnya hukum Swiss dalam memerangi masuknya dana-dana kriminal ke dalam lembaga keuangan.”
“Mudah saja bagi kejaksaan umum untuk melakukan investigasi bersar ini. Tetapi di sisi lain ketika kita memiliki sebuah undang-undang yang pada praktiknya tidak menghukum pihak intermediari yang menerima dana dari sumber mencurigakan, maka di situlah masalahnya,” imbuh Jornot.
Dilansir Reuters, sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan kasus itu mengatakan bahwa otoritas di Jenewa memutuskan untuk membuat kesepakatan dengan HSBC itu berdasarkan pada “judicial realpolitik”.
Pihak HSBC mengatakan dalam pernyataannya bahwa tidak ada gugatan kriminal yang akan dilayangkan dan baik bank maupun pegawainya tidak ada yang menjadi tersangka dalam pelanggaran kriminal sekarang ini.
Meskipun demikian, HSBC cabang Swiss itu masih menghadapi penyelidikan oleh pihak berwenang di Amerika Serikat, Prancis dan Belgia.
Bank unit HSBC di Swiss itu menjadi sorotan dunia perbankan sejak seorang mantan staf IT-nya bernama Herve Falciani melarikan diri dari Jenewa pada tahun 2008 dengan membawa file-file yang diduga merupakan bukti-bukti adanya penipuan pajak oleh klien bank tersebut.
HSBC, yang merupakan bank pemberi pinjaman uang terbesar di Eropa, kemudian meminta maaf kepada nasabah dan investornya atas ketidakberesan bisnisnya di Swiss dan mengatakan bahwa sejak itu lembaganya melakukan perbaikan operasional.
HSBC, bank asal Inggris yang beroperasi di banyak negara di seluruh penjuru dunia, mengatakan pihak kejaksaan Jenewa sudah mengetahui adanya kemajuan yang dibuat lembaga perbankannya tahun-tahun belakangan ini.
Regulator pasar finansial di Swiss, FINMA, telah menyatakan HSBC bersalah pada tahun 2010-2011, karena lemahnya kontrol internal dan pelanggaran berupa money laundering.*