Hidayatullah.com–Tiga masjid di Jerman diserang secara terpisah oleh kelompok-kelompok anti-Islam dalam waktu 48 jam sejak hari Sabtu, sementara itu, mereka juga membakar salinan Al-Quran di sebuah Masjid di Bremen, yang terletak di Jerman barat laut.
Mengutip seorang tokoh masyarakat setempat, Mustafa Köse mengatakan, kelompok itu juga melempar batu hingga menimbulkan ketakutan di antara para jamaah untuk melakukan shalat.
“Bahkan ada di antara kita yang ingin mengunci pintu masjid sambil berdoa,” katanya dikutip Daily Sabah.
Para pelaku masuk ke Masjid Bremen dan merobek 50 salinan Al-Quran.
Menurut kantor berita Belanda DutchTurks, mengatakan, saksi pertama di tempat kejadian setelah insiden menemukan puluhan salinan Al-Qur’an dilemparkan ke dalam toilet Masjid Bremen.
Masjid lain di kota Kassel juga menyaksikan serangan serupa, di mana para pelaku memecahkan jendela, meninggalkan tempat itu dalam reruntuhan. Masih belum jelas berapa banyak Vandal yang terlibat sebagai tersangka belum diidentifikasi.
Seyfettin Eryörük, Ketua Yayasan masjid pusat Kassel, mengatakan bahwa para tersangka telah melemparkan batu ke masjid, menghancurkan dua jendela.
Kantor Jaksa Penuntut Kassel mengatakan penyelidikan sedang berlangsung, pemerintah daerah menyatakan bahwa pelaku yang tidak teridentifikasi menyerbu masjid pada hari Sabtu di sekitar pukul 2 siang, ketika Masjid biasanya terbuka untuk umum.
Serangan itu terjadi ketika kelompok-kelompok Islamofobia memperoleh lebih banyak dukungan dan ‘kekuatan’ politik di benua Eropa termasuk serangan terhadap dua masjid di Christchurch, Selandia Baru Maret lalu yang menewaskan 51 orang.
Serangan anti-Islam di Jerman dipandang semakin meningkat dan makin mengkhawatirkan dalam beberapa tahun terakhir.
Pekan lalu, surat ancaman termasuk Nazi dan simbol senjata nuklir ditinggalkan di kotak surat warga Turki di Cologne. Ditulis dalam surat-surat, yang ditemukan di beberapa kotak surat warga yang terletak di Jalan Keup kota, adalah pesan kebencian, termasuk, “Kamu seperti orang Yahudi. Segera, serangan akan mulai menargetkan kamu.”
Jerman, negara berpenduduk lebih dari 81 juta orang, memiliki populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Di antara hampir 4,7 juta Muslim di negara itu, 3 juta berasal dari Turki. Banyak orang Jerman asal Turki adalah warga keturunan Turki generasi kedua dan ketiga keturunan Jerman yang kakek-neneknya pindah ke negara itu selama tahun 1960-an.
Ankara telah menyerukan kepada pemerintah Barat untuk merangkul sikap yang lebih kuat terhadap meningkatnya serangan anti-Islam di seluruh dunia.
“Jelas bahwa serangan-serangan ini akan meningkat selama politisi dan media Barat tidak memiliki reaksi keras,” Menteri Kehakiman Abdulhamit Gül mengatakan pada hari Ahad dalam kunjungannya ke Masjid New Haven Diyanet di Connecticut, yang diserang pada 12 Mei, hari ketujuh. Ramadhan, bulan suci Islam di mana umat Islam berpuasa dan shalat tarawih.
Sekretaris Jenderal Persatuan Hubungan Agama Turki-Islam (DITIB), Abdurrahman Atasoy menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kebencian umat Islam ketika berpidato pada peringatan 15 tahun yang memperingati pemboman Cologne baru-baru ini.*