Hidayatullah.com–Turki tidak memiliki masalah dengan Kurdi dan bertujuan untuk memerangi kelompok-kelompok teror Daesh, PKK dan afiliasinya di Suriah PYD / YPG, mengancam keamanan nasional, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Presiden AS Donald Trump dalam sebuah panggilan telepon hari Senin.
Sebuah pernyataan dari kepresidenan Turki mengatakan Erdogan dan Donald Trump tenah membahas gagasan ‘zona aman bebas teror’ di wilayah utara Suriah.
Turki mendukung keputusan Trump tentang penarikan pasukan AS dari Suriah, kata Erdogan dikutip Anadolu.
Kedua pemimpin sepakat untuk memajukan hubungan ekonomi bilateral.
Panggilan telepon datang setelah ancaman tweeted Trump untuk “menghancurkan Turki secara ekonomi jika mereka memukul Kurdi,” menyatukan “Kurdi” dengan teroris PYD / YPG, sebuah kebingungan yang berulang kali dikecam Turki.
Sehari sebelumnya, Donald Trump mengancam akan merusak perekonomian Turki jika negara itu berani menyerang sekutu mereka, etnis Kurdi, yang berada di wilayah perbatasan Suriah.
Harap dimaklumi, selama ini, etnis Kurdi banyak bergantung dari bantuan pasokan senjata dari AS untuk menahan serangan dari Turki dan kelompok DAESH (ISIS).
“Kami akan menghancurkan Turki secara ekonomi jika mereka menyerang suku Kurdi. Kami juga tak ingin Kurdi memprovokasi Turki,” cuit Trump melalui akun Twitternya, seperti dikutip CNN, Senin (14/1/2019).
Mengutip Anadolu, para pemimpin menekankan bahwa Peta Jalan Manbij harus diselesaikan untuk menghindari kekosongan otoritas di wilayah tersebut.
Trump dalam telponnya kepada Erdogan “menyatakan keinginan untuk bekerja sama untuk mengatasi masalah keamanan Turki di timur laut Suriah sambil menekankan pentingnya bagi Amerika Serikat bahwa Turki tidak menganiaya” kelompok teror PYD / YPG, Gedung Putih mengatakan dalam pembacaan terpisah dari panggilan itu.
Ketua Gabungan Ketua Joseph Dunford dijadwalkan bertemu dengan timpalannya dari Turki Yasar Guler pada hari Selasa ini untuk konsultasi lebih lanjut, kata Gedung Putih mengatakan.
Erdogan telah mengisyaratkan bahwa operasi lintas perbatasan terhadap kelompok teroris PYD / YPG di Suriah timur laut akan segera terjadi. Sejak 2016, Ankara telah melakukan dua operasi militer serupa di Suriah utara.
Pasukan Turki dan AS memulai patroli bersama di Manbij pada 1 November sebagai bagian dari kesepakatan yang berfokus pada penarikan teroris PYD / YPG dari kota untuk menstabilkan kawasan.
PKK adalah kelompok teroris yang diakui oleh Turki, AS dan Uni Eropa, yang dalam 30 tahun kampanye terornya telah merenggut sekitar 40.000 jiwa, tulis Anadolu.*