Hidayatullah.com- Guna membahas perkembangan regional dan masalah bilateral kedua Negara, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu di Washington DC pada 13 November 2019 atas undangann Presiden AS, kutip Anadolu Agency.
“Baru saja berbicara dengan Presiden Erdogan dari Turki. Dia memberi tahu saya bahwa mereka telah menangkap banyak milisi Daesh (IS) yang dilaporkan melarikan diri selama konflik – termasuk istri dan saudara perempuan dari teroris al-Baghdadi,” kata Trump melalui Twitter, merujuk pada para pemimpin Daesh yang terbunuh.
Sementara Presiden Erdogan mengatakan, “Kami melakukan panggilan telepon yang baik. Selama pertemuan itu, kami membahas langkah-langkah yang akan kami ambil di banyak bidang, terutama menangani terorisme dan target perdagangan di antara negara-negara kami. Dengan kunjungan ke Amerika Serikat pada 13 November, saya percaya bahwa panggilan telepon apa yang kami lakukan hari ini akan memberikan hasil yang baik untuk hubungan bilateral kami dan masalah regional, ” kata Erdogan dikutip TRTWorld.
Presiden Turki mengkonfirmasi masalah ini setelah menerima undangan Donald Trump selama percakapan telepon dengannya pada 6 November 2019 lalu.
Selama pertemuan nanti, Erdogan berencana untuk mengangkat masalah janji tidak terpenuhi Amerika Serikat untuk menghapus YPG dari wilayah perbatasan Suriah.
“Sementara kami mengadakan pembicaraan ini, mereka yang berjanji kepada kami bahwa YPG … akan mundur dari sini dalam 120 jam belum mencapai ini,” kata presiden, dalam komentar kepada wartawan pada 7 November sebelum keberangkatannya ke Hongaria. “Sama halnya dengan Rusia … sayangnya, 150 jam telah berlalu, tetapi sejauh ini, semua teroris belum pergi dari daerah ini,” kutip Hurriyetdailynews.
Undangan Trump datang setelah kesepakatan yang dicapai antara Ankara dan Washington pada 17 Oktober untuk menghentikan operasi militer Turki di Suriah utara untuk memungkinkan teroris YPG / PKK menarik diri dari zona aman yang direncanakan.
Pada 22 Oktober, Turki dan Rusia juga mencapai kesepakatan di mana teroris YPG / PKK akan mundur 30 kilometer (18,6 mil) selatan perbatasan Turki dengan Suriah dalam waktu 150 jam, dan pasukan keamanan dari Turki dan Rusia akan melakukan patroli bersama di sana.
Sementara itu, menjelang kehadiran Erdogan ke AS, Utusan khusus AS untuk Suriah James Jeffrey berencana mengunjungi Turki minggu ini, menurut informasi yang dirilis 6 November oleh Departemen Luar Negeri.
Jeffrey akan melakukan perjalanan ke Ankara dan Istanbul untuk bertemu dengan pejabat senior Turki dan anggota oposisi Suriah 8-9-9.
“Duta Besar Jeffrey memimpin delegasi antarlembaga untuk membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama termasuk situasi saat ini di timur laut Suriah, implementasi UNSCR 2254 pada resolusi konflik Suriah dan upaya kami yang berkelanjutan untuk memastikan kekalahan terus-menerus dari ISIS,” kata departemen itu.
Jeffrey berada di Ankara bulan lalu sebagai bagian dari delegasi tingkat tinggi AS yang dipimpin oleh Wakil Presiden Mike Pence untuk membahas operasi anti-teror Turki di timur laut Suriah.
Abu Bakar al-Baghdadi meledakkan diri saat penggerebekan 26 Oktober oleh pasukan AS di provinsi Idlib, Suriah.
Turki telah mengkonfirmasi pada hari Rabu bahwa mereka telah menahan istri dan saudara perempuan pemimpin Daesh.
Menurut Al Jazeera, sumber-sumber Turki mengatakan Trump dan Erdogan memiliki ikatan yang kuat meskipun ada kemarahan di Anggota Kongres atas operasi yang digelar Turki di Suriah dan pembelian pertahanan udara Turki kepada Rusia, dan meskipun apa yang dilihat Ankara pernyataan Presiden AS sendiri sering tidak menentu.
Turki meluncurkan operasi anti-teror Operation Peace Spring (Operasi Mata Air Perdamaian) pada 9 Oktober untuk menghabisi milis YPG / PKK, berhaluan komunisme-marxisme, di sebelah timur Sungai Efrat dalam upaya melindungi perbatasan Turki, membantu mengamankan kembalinya pengungsi dan menjaga integritas wilayah Suriah.
Sebagaimana diketahui, Erdogan saat ini memegang ‘informasi kunci’ terkait pemimpin Daesh (IS), Abu Bakar Al Baghdadi, setelah istri, dan kakak kandung beserta semua keluarganya ditangkap militer Turki.*