Hidayatullah.com—International Criminal Court (ICC) kemungkinakan akan menyelidiki militer Inggris untuk pertama kalinya, setelah muncul dugaan bahwa kejahatan perang telah dilakukan oleh serdadu-serdadu kerajaan Ratu Elizabeth II.
Dalam program televisi Panorama, BBC melaporkan bahwa telah terjadi pembunuhan atas warga sipil di Afghanistan dan Iraq oleh tentara Inggris yang ditutup-tutupi oleh London.
Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan tuduhan itu tidak berdasar.
Bocoran dokumen berisi sejumlah bukti menunjukkan pasukan Inggris terlibat dalam pembunuhan anak-anak dan penyiksaan warga sipil.
Penelusuran bersama yang dilakukan BBC/Sunday Times memperoleh bukti-bukti baru dari Iraq historic allegations team (Ihat), tim yang menyelidiki dugaan (tuduhan) kejahatan perang yang dilakukan tentara Inggris di Iraq, serta bukti dari Operation Northmoor yang menyelidiki dugaan kejahatan perang di Afghanistan, lansir The Guardian Senin (18/11/2019).
Pemerintah menutup Ihat dan Operation Northmoor pada tahun 2017, setelah Phil Shiner –pengacara yang membawa lebih dari 1.000 kasus ke Ihat– dicabut praktik hukumnya dengan tuduhan dia membayar orang-orang di Iraq untuk mendapatkan klien.
Akan tetapi, sejumlah mantan investigator di Ihat dan Operation Northmoor mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan Shiner hanyalah alasan yang dipakai pemerintah untuk menutup dan menghentikan penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang yang dilakukan tentara Inggris di Iraq dan Afghanistan. Tidak ada kasus yang diselidiki Ihat dan Operation Northmoor yang diajukan ke pengadilan.
Menurut BBC, pihak Mahkamah Kejahatan Internasional mengatakan menanggapi tuduhan-tuduhan itu dengan serius.
“ICC mengatakan akan secara independen menelaah temuan-temuan BBC dan memulai kasus besar apabila diyakini pemerintah (Inggris) melindungi tentaranya dari penuntutan,” kata BBC Senin pagi.
ICC sebelumnya sudah menyimpulkan kredibel tentara Inggris melakukan kejahatan perang di Iraq berkaitan dengan perlakuan buruk terhadap para tahanan.
Investigasi selama setahun mengklaim telah menemukan bukti pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anggota SAS (Special Air Service, unit pasukan khusus dalam Angkatan Darat Inggris), serta kematian-kematian di dalam tahanan, pemukulan, penyiksaan, dan kekerasan seksual terhadap para tahanan oleh anggota Black Watch.
Seorang komandan senior SAS dilaporkan ke kejaksaan karena berusaha menghalangi proses pengadilan, klaim pihak penyidik.
Panorama Investigation: War Crimes Scandal Exposed disiarkan BBC One pada hari Senin (18/11/2019) pukul 9 malam waktu setempat.*