Hidayatullah.com—Sejak tahun 2010 sebanyak 143 warga jerman diculik di luar negeri, menurut statistik pemerintah.
Penculikan terjadi di 37 negara berbeda, menurut statistik yang dirilis atas permintaan Partai Kiri (Die Linke) dan pertama kali dilaporkan oleh Funke Media Group.
Warga Jerman paling banyak diculik di Nigeria dalam 17 kasus dengan 19 korban, kemudian di Suriah dalam 8 kasus dengan 13 korban, di Meksiko dalam 8 kasus dengan 12 korban, di Afghanistan dalam 9 kasus dengan 11 korban, dan di Senegal dalam 7 kasus dengan 7 korban.
Jumlah tersebut menunjukkan rata-rata terjadi satu penculikan warga Jerman di luar negeri sejak 2010. “Ini angka yang sangat tinggi dan mengkhawatirkan,” kata pimpinan fraksi Partai Kiri Dietmar Bartsch kepada koran Funke seperti dilansir DW Sabtu (30/11/2019).
Kementerian Dalam Negeri tidak memberikan informasi tentang nasib mereka yang diculik, dengan alasan keselamatan mereka.
Resminya, pemerintah federal tidak membayar uang tebusan yang diminta penculik, tetapi pembayaran sering kali disamarkan sebagai dana bantuan. Warga negara Jerman secara hukum dilarang membayarkan uang tebusan kepada kelompok-kelompok teroris. Namun dalam praktinya, keluarga atau perusahaan tempat mereka bekerja sangat jarang dikenai jerat hukum apabila melakukannya.
Sebuah laporan The New York Times tahun 2014 menyebutkan bahwa pemerintah negara-negara Eropa sudah membayarkan $165 juta (€150 juta) dalam kurun waktu sekitar 6 tahun, memenuhi pundi-pundi uang Al-Qaeda dan afiliasinya, sekitar $10 juta per tawanan yang diculik.*