Hidayatullah.com—Amerika Serikat dan Gabon sepakat untuk membentuk sebuah kelompok yang akan memerangi pembajakan di sekitar laut pesisir barat Afrika.
Dilansir BBC Kamis (5/3/2020), AS merilis pernyataan yang mengatakan bahwa kedua negara telah mendirikan sekretariat Friends of Gulf of Guinea, yang juga dikenal sebagai FoGG, untuk tahun 2020.
Kelompok itu terdiri dari Jerman, Kanada, AS, Italia, Jepang, Inggris, Prancis, Belgia, Brazil, Korea Selatan, Denmark, Spanyol, Norwegia, Belanda, Portugal, Swiss, Uni Eropa, badan-badan antinarkoba dan antikejahatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Interpol. Kelompok itu fokus pada kejahatan maritim.
Teluk Guinea merupakan kawasan perairan yang paling berbahaya untuk lalu lintas pelayaran, menurut laporan tahunan State of Maritime Piracy yang dibuat One Earth Future’s.
Kebayakan serangan diarahkan terhadap kapal-kapal pengangkut minyak dan gas, seperti tanker, kapal muatan curah dan kapal tunda.
Biasanya, para penyamun di laut menarget tanker yang membawa minyak dari Nigeria yang kaya minyak dan gas.
Pembajakan dan penyanderaan untuk menuntut uang tebusan juga marak terjadi di lepas pantai Benin, Ghana, Nigeria, Congo-Brazzaville dan Kamerun.
Instabilitas politik, lemahnya penegakan hukum dan kemiskinan lahan yang dialami penduduk negara-negara Afrika, menjadi faktor pendorong banyaknya penyamun di laut.*