Hidayatullah.com—Pengadilan di kota Düsseldorf mulai hari Jumat (6/3/2020) menggelar persidangan seorang ibu berusia 32 tahun dengan tuduhan bergabung dengan kelompok teroris ISIS alias IS alias Daesh.
Wanita itu, yang berasal dari Oberhausen di negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW), disebut telah melakukan perjalanan ke Suriah pada tahun 2015 bersama tiga anaknya yang masih kecil-kecil.
Ibu muda itu dikenai sejumlah tuduhan, termasuk pelanggaran kewajiban sebagai orangtua. Berkas dakwaan menyebutkan bahwa dia menyerahkan putranya bernama Hamza, yang kala itu berusia 7 tahun, ikut dalam kamp pelatihan ISIS. Tindakannya tersebut dianggap sebagai kejahatan perang.
Jaksa juga menuding wanita itu memaksa ketiga anaknya untuk menyaksikan eksekusi mati yang digelar di muka umum dan didoktrin oleh polisi syariah bentukan ISIS. Keikutsertaannya dalam unit wanita ISIS “Katiba Nusaiba” di Suriah menandakan dia merupakan seorang teroris ISIS.
Apabila divonis bersalah, wanita yang menurut peraturan perundangan hanya bisa disebut sebagai Carla-Josephine S di media Jerman itu, terancam hukuman 15 tahun penjara, lansir DW.
Persidangan yang digelar di Pengadilan Regional Düsseldorf itu dijadwalkan akan digelar selama 11 hari sampai 24 April.
Ibu muda itu diduga merupakan tersangka anggota atau afiliasi ISIS pertama yang kembali ke Jerman dari Timur Tengah berdasarkan aturan yang diterapkan sangat hati-hati oleh Kementerian Luar Negeri Jerman.
Setibanya di Bandara Stuttgart pada bulan April 2019, dia langsung ditangkap atas permintaan kejaksaan NRW.
Oleh karena dakwaan-dakwaannya sangat serius, kasusnya diambil a lih oleh kejaksaan federal.
Ketika wanita itu tiba di Suriah pada tahun 2015, dia menikahi seorang anggota ISIS –yang kemudian tewas. Bersama pria itu dia memiliki seorang anak lagi.
Sekitar 50 pria Jerman dan 50 lebih wanita berkewarganegaraan Jerman diduga berada di kamp-kamp di Suriah saat ini, termasuk di kamp yang berada di Al-Hol di bagian utara Suriah dekat perbatasan Iraq.
Jumlah anak-anak yang berkewarganegaraan Jerman di sana diperkirakan mencapai 170.*