Hidayatullah.com- Empat markas Jamaah Tabligh (JT) di Sabah, masing-masing di Kota Kinabalu, Beaufort, Tawau dan Sandakan ditutup untuk sementara. Penutupan ini untuk tujuan pekerjaan pembasmian dan pembersihan, demikian kata Sekretaris Kerajaan Sabah, Datuk Safar Untong.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah negara bagian untuk mencegah COVID-19. Sabah telah mengekang wabah karena Negara bagian ini telah mendapati sebagian warganya ikut menghadiri ijtima’ tahunan Jamaah Tabligh (JT) di Masjid Sri Petaling di Kuala Lumpur pada 28 Februari hingga 3 Maret, yang sebagain para pesertanya dikabarkan terinfeksi virus.
Safar Untong mengatakan, sebagian masjid dan surau di negara bagian itu telah dikunjungi oleh JT, juga akan ditutup sementara untuk keperluan desinfeksi. Pekerjaan itu akan dikoordinasikan oleh Departemen Urusan Agama Islam Sabah (JHEAINS), Departemen Kesehatan Sabah dan Pemerintah Daerah.
“Mengingat larangan sementara pada anggota JT untuk mengadakan pertemuan massal di surau atau masjid di seluruh Sabah yang dikeluarkan oleh JHEAINS hari Jumat, saya menekankan bahwa larangan ini adalah untuk memastikan bahwa transmisi COVID-19 diminimalkan kepada public,” katanya. “Larangan itu juga dimaksudkan untuk memastikan kesejahteraan orang banyak,” tambahnya dalam sebuah pernyataan hari Sabtu.
Safar juga meminta semua Jamaah Tabligh dari Sabah yang melakukan kontak fisik langsung atau tidak langsung dengan jamaah lainnya yang menghadiri pertemuan untuk melapor. Anggota keluarga terdekat mereka, yang mengetahui kegiatan acara ini diminta segera datang dan melapor kepada petugas medis pemerintah daerah.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan Malaysia (MOH) telah melaporkan beberapa peserta ijtima’ Jamaah Tabligh di Petaling, Malaysia terinfeksi virus Covid-19. MOH mengkonfirmasi seorang penduduk lokal berusia 60 tahun sebagai kasus ke-131 yang terdeteksi. Ia mulai mengalami gejala demam, batuk dan pilek pada 4 Maret.
Direktur Jendral Kesehatan Datuk Dr Noor Hisham Abdullah mengatakan pasien itu mengalami sesak nafas, pada 8 Maret dan dirawat di Rumah Sakit Bentong pada hari yang sama. Otoritas Malaysia melaporkan ada sebanyak 10.000 peserta dalam ijtima’ tahunan Majelis Tabligh, dengan lebih dari 5.000 orang peserta berasal dari Malaysia. Peserta yang ikut dalam acara ini berasal dari berbagai negara, termasuk Indonesia.*