Hidayatullah.com—Pemerintah Serbia hari Sabtu (9/5/2020) mengutarakan kemarahannya kepada Uni Eropa, setelah salah satu publikasi yang diterbitkan blok kerja sama itu menyebutkan penemu dan pakar listrik Nikola Tesla sebagai orang Kroasia.
Menteri Luar Negeri Serbia Ivica Dacic mengatakan bahwa pihaknya sudah mengirimkan nota protes kepada markas UE di Brussels, setelah website edukasi untuk anak-anak besutan Uni Eropa, Learning Corner, menyebut Tesla sebagai “orang Kroasia terkemuka”. Tesla merupakan salah satu orang yang menemukan pencitraan dengan sinar X.
Menteri Kebudayaan Serbia juga menyebut pemaparan Uni Eropa tentang asal kebangsaan Tesla sebagai “kabar palsu.”
Vladan Vukosavijevic berkata, “Virus berita palsu mendapat tempat di website resmi UE.” Dia menuntut “permintaan maaf terhadap rakyat Serbia” dari Uni Eropa, lansir DW.
Tesla merupakan seorang keturunan etnis Serbia yang menghabiskan sebagian besar umurnya di luar negeri, setelah dilahirkan di sebuah desa kecil yang termasuk wilayah Kekaisaran Austria yang sekarang merupakan negara Kroasia. Tesla pindah ke Budapest, Paris, dan akhirnya ke Amerika Serikat, di mana dia kemudian mendapatkan status kewarganegaraan dan menghabiskan sisa hidup dan karirnya. Dia meninggal dunia di New York pada tahun 1943.
Serbia dan Kroasia sejak lama berselisih pendapat tentang negeri asal Tesla. Abu jasadnya disimpan di Beograd ibu kota Serbia, sedangkan patung dirinya dipajang di Beograd Kroasia.
Serbia dan Kroasia terlibat perang sipil ketika negara Yugoslavia pecah di tahun 1990-an dan hingga sekarang hubungan mereka masih getir. Kroasia saat ini sudah menjadi anggota Uni Eropa, sedangkan Serbia masih mengupayakan agar negaranya diterima sebagai anggota blok kerja sama ekonomi terbesar di dunia itu.
Menurut pakar-pakar sejarah, Tesla sendiri bangga memiliki akar Serbia dan menganggap Kroasia sebagai tanah airnya.*