Hidayatullah.com– Pemerintah India telah mengirim permintaan resmi pada pemerintah Malaysia untuk segera mengekstradisi pendakwah internasional, Dr Zakir Naik. Kantor berita ANI mengutip sumber-sumber resmi mengatakan bahwa India masih memburu Zakir yang kini dapat perlindungan pemerintah Malaysia.
Badan Investigasi Nasional anti-terorisme (NIA) telah mengejar Zakir Naik, yang telah melarikan diri dari India sebelum agen tersebut mengambil alih penyelidikan terhadapnya. Sejak meninggalkan India, Zakir Naik tinggal di Malaysia, negara mayoritas Muslim di Asia Tenggara.
India mengirim permintaan resmi ke Malaysia sejak hari Kamis (14/5/2020), kata beberapa sumber kepada ANI. Zakir adalah pendakwah dan ahli perbandingan agama yang paling ditakuti India. Zaki Naik, menghadapi tuduhan menghasut disharmoni komunal dan melakukan kegiatan yang melanggar hukum di India. Dia juga menghadapi penyelidikan baik di India maupun Bangladesh sehubungan dengan tuduhan keterlibatan serangan teror di Holey Artisan Bakery di Dhaka pada Juli 2016. Sebuah tuduhan yang oleh banyak pihak sangat dibuat-buat.
“Pemerintah mengirim permintaan resmi ke Malaysia untuk ekstradisi Zakir Naik, dan pemerintah sedang mengusahakan itu,” kata sumber itu, yang dilansir oleh laman timesofindia.indiatimes.com.
India, adalah Negara dengan mayoritas Hindu, yang hari-hari ini sangat tidak ramah dengan pemeluk Islam. Penceramah berusia 54 tahun itu bersikukuh menyatakan dirinya tidak bersalah atas tuduhan-tuduhan terorisme yang diarahkan kepadanya di negeri asalnya, India.
Zakir Naik juga mengatakan bahwa organisasi kepolisian internasional, Interpol, sudah pernah menolak mengeluarkan Red Notice untuk dirinya.
“Itu menunjukkan betapa lemahnya tuduhan-tuduhan pemerintah India terhadap saya,” kata Zakir Naik seperti dilansir The Star sebelum ini.
Sementara itu, saat Mahathir masih menjadi perdana menteri, ia sempat mengatakan meskipun pandangan ekstrim Zakir merupakan ancaman bagi hubungan antaragama dan ras di Malaysia, namun negaranya kesulitan untuk mengusirnya sebab tidak ada negara lain yang bersedia menampungnya.
“Kami memiliki populasi yang multiras dan multiagama di Malaysia. Kami tidak menginginkan siapapun datang dan mengekspresikan pandangan ekstrim tentang hubungan ras dan agama-agama lain,” kata Mahathir, seperti dilansir The Star hari Rabu (31/7/2019).
“Namun di sisi lain, sulit untuk mengirimnya ke tempat lain karena banyak negara yang tidak menginginkannya,” kata Mahathir, ketika diminta pandangannya soal dai kelahiran India itu, yang sekarang menjadi pemukim tetap di Malaysia.
Bagaimanapun, Malaysia di bawah pemerintahan baru, belum menanggapi permintaan ini.*