Hidayatullah.com—Para dokter menuding Kementerian Kesehatan Mesir lalai dalam penanganan Covid-19 dan menuding pemerintah bertanggung jawab penuh atas kematian tenaga medis.
Sebuah serikat dokter hari Senin (25/5/2020) mengatakan bahwa sejauh ini 19 dokter meninggal dunia karena Covid-19 dan lebih dari 350 lainnya terinfeksi, lansir BBC.
Serikat itu menyalahkan kurangnya perlengkapan perlindungan diri dan tempat tidur bagi staf yang sakit, dan memperingatkan kemungkinan sistem kesehatan di negara itu ambruk.
Kementerian Kesehatan bersikukuh mengatakan bahwa perlengkapan perlindungan diri sudah cukup disediakan bagi tenaga medis dan mereka yang sakit mendapatkan perawatan sebaik mungkin.
Mesir, negara Arab yang paling banyak penduduknya, sejauh ini melaporkan 17.967 kasus infeksi terkonfirmasi dan 783 kematian.
Serikat dokter itu mengatakan bahwa kematian di kalangan kolega mereka merupakan akibat dari kegagalan Kementerian Kesehatan dalam menjalankan tugasnya melindungi tenaga medis.
“Kementerian Kesehatan memiliki kewajiban terhadap para dokter dan semua tenaga medis yang mengorbankan kehidupan mereka di garis depan demi mempertahankan keselamatan tanah air.”
Peringatan dari serikat dokter itu muncul dua hari setelah kematian Walid Yehia, dokter berusia 32 tahun yang tidak bisa mendapatkan tempat tidur di rumah sakit karantina di Kairo.
Warganet Mesir ramai membandingkan kasus Walid Yehia dengan perlakuan yang diterima aktris terkenal Ragaa al-Gadawy.
Aktris berusia 81 tahun itu diproses cepat tes Covid-19 dan dilarikan ke sebuah rumah sakit karantina di kota Ismailiya karena mendapatkan rekomendasi personal dari Menteri Kesehatan Mesir, begitu menurut laporan sebuah situs berita online mengutip keterangan putri aktris senior itu, Amira Mokhtar.
Menanggapi isu-isu di atas Menteri Kesehatan Hala Zayed menyatakan bahwa sejauh ini dokter yang wafat mencapai 11 orang bukan 19.
Zayed juga dikabarkan memerintahkan penyelidikan atas kasus kematian dokter Yehia dan berjanji akan mengatasi kekurangan yang ada.*