Hidayatullah.com—Lebih dari 3,5 juta pekerja kesehatan di India melakukan mogok kerja dua hari guna menuntut gaji yang lebih baik dan ketersediaan alat perlindungan diri.
Aksi mogok dilakukan di saat India mencatat rekor baru pertambahan kasus infeksi Covid-19 sehingga total menjadi lebih dari 2 juta.
“Sejauh in sedikitnya 100 pekerja kesehatan telah meninggal dunia karena Covid-19 di negara ini, tetapi belum juga ada asuransi diberikan untuk mereka oleh pemerintah,” kata AR Sindhu, sekretaris Centre of Trade Unions, salah satu peserta kunci aksi mogok tersebut, kepada Reuters Jumat (7/8/2020).
Accredited Social Health Activists atau pekerja ASHA, merupakan pekerja kesehatan yang biasanya menjadi rujukan pertama warga daerah miskin, di mana tidak terdapat akses atau hanya sedikit akses ke fasilitas kesehatan.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, mereka mendatangi rumah-rumah warga untuk melacak pasien coronavirus.
Total ada 10 perwakilan serikat pekerja yang ikut ambil bagian dalam aksi mogok itu. Turut serta pula dalam mogok kerja itu para sopir ambulan dan tukang masak di pusat-pusat kegiatan masyarakat.
Nagalakshmi D, seorang ketua serikat pekerja ASHA di negara bagian Karnataka menceritakan sekelumit tantangan kerja mereka sehari-hari kepada Reuters.
“Di sebagian tempat, kami mendapati banyak kesulitan untuk menjangkau rumah-rumah warga, terutama di daerah pegunungan… Rumah warga letaknya berjauhan satu sama lain dan kami harus menjangkaunya satu persatu dengan berjalan kaki. Ketika hari hujan, kami harus menyeberangi sungai dengan perahu dan jembatan tali juga.”
Mayoritas dari mereka adalah pekerja kontrak yang dibayar pemerintah negara bagian dengan gaji bulanan sekitar 3.000 rupe atau sekitar Rp585.307.*