Hidayatullah.com — Turki mengutuk penodaan Al-Quran oleh kelompok kanan jauh Denmark dalam sebuah demonstrasi ilegal di ibu kota Swedia lapor Daily Sabah (11/09/2020. Turki juga mendesak negara untuk mengambil tindakan nyata demi mencegah serangan anti-Muslim yang semakin meningkat.
“Kami melihatnya sebagai sebuah langkah positif yang tidak diizinkan Swedia (demonstrasi kanan jauh). Namun, anggota-anggota partai rasis Denmark dan tujuan terkenal mereka, kami menyesal bahwa tindakan provokatif itu tidak dapat dicegah dan orang-orang sakit ini terus mendapat keuntungan dari hal tersebut,” pernyataan resmi mengatakan. “Sayangnya, sikap tidak menghormati Islam telah menyebar luas dan tidak dapat dicegah di negara-negara Skandinavia dalam beberapa tahun terakhir dengan kedok kebebasan berekspresi, seni dan pers,” lanjut pernyataan itu.
🔥Danish racist Stram Kurs Party members burned the Quran in Stockholm, Sweden. pic.twitter.com/13v2f7p5RE
— Chronicles of Shame (@ShameChronicles) September 10, 2020
Anggota partai Garis Keras Denmanrk (Stram Kurs) telah meminta izin pihak berwenang Swedia untuk membakar Al-Quran di lingkungan Rinkeby, Fittja, Alby, Husby dan Upplansveby, di mana imigran Turki dan Muslim banyak tinggal. Meskipun begitu, kepolisian Swedia menolak memberi izin, namun kelompok kanan jauh tidak menggubris dan membakar kitab suci umat Islam serta menyiarkan tindakan itu di media-media sosial.
Dalam video tersebut, anggota partai rasis terlihat menuangkan bensin ke Al-Quran kemudian membakarnya di lingkungan Rinkeby. Ini bukan pertama kalinya Al-Quran dibakar atau dinodai oleh ekstrimis rasis di Eropa.
Pemimpin garis keras, Rasmus Paludan, membakar Al-Quran di Malmo bulan lalu. Kerusuhan kemudian terjadi di kota itu, di mana sedikitnya 300 orang berkumpul untuk memprotes kegiatan anti-Islam.
Harian Aftonbladet mengatakan beberapa aktivitas anti-Islam telah dilangsungkan di Malmo, termasuk ketika tiga orang pria menendang Al-Quran diantara mereka seperti bola di lapangan umum. Unjuk rasa anti-Muslim juga diadakan oleh kelompok Islamofobia Stop Islamisasi Norwegia (SIAN) di dekat parlemen Norwegia pada bulan Agustus. Perkelahian terjadi setelah seorang pengunjuk rasa wanita mengangkat salinan kitab suci Muslim dan merobek beberapa halaman.*