Hidayatullah.com–Bahrain pada hari Jumat (11/9/2020) mengumumkan telah mencapai kesepakatan untuk memulihkan hubungan diplomatik dengan ‘‘Israel’’, kutip Kantor Berita Bahrain (BNA). Kesepakatan itu diselesaikan selama percakapan telepon antara Perdana Menteri ‘‘Israel’’ Benjamin Netanyahu dan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa, menurut pernyataan bersama AS-Bahrain-’’Israel’’ yang diposting di akun Twitter Presiden Donald Trump.
Trump mengundang Bahrain untuk berpartisipasi dalam upacara penandatanganan perjanjian yang akan diadakan di Gedung Putih antara Uni Emirat Arab (UEA) dan ‘‘Israel’’ pada 15 September. Menurut pernyataan itu, “Bahrain menerima undangan Trump untuk datang ke Gedung Putih, lokasi Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Al Zayani akan menandatangani deklarasi perdamaian.”
Dalam pernyataan resmi pertama, penasihat Raja Bahrain Khalid bin Ahmed mengatakan di Twitter bahwa perjanjian itu “untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan.” Kesepakatan itu muncul setelah UEA dan ‘‘Israel’’ juga menandatangani kesepakatan pada 13 Agustus, yang mendapat kecaman luas dari rakyat dan pemerintah Palestina, menyebutnya sebagai “pengkhianatan”.
Bahrain muncul sebagai negara Arab keempat yang menandatangani atau menyetujui perjanjian untuk memulihkan hubungan dengan ‘‘Israel’’, setelah Mesir (1979), Yordania (1994), dan UEA (2020), kutip AFP.*