Hidayatullah.com—Empat anjing pengendus Covid-19 telah dikerahkan di bandara kota Helsinki dalam sebuah proyek percontohan, yang diharapkan para peneliti Finlandia dapat menjadi metode alternatif yang murah, cepat dan efektif memeriksa orang apakah terjangkit coronavirus.
Proyek yang didanai pemerintah itu dilakukan oleh Universitas Helsinki.
Dalam pernyataannya hari Kamis (24/9/2020), anjing-anjing terlatih itu memiliki keberhasilan mendeteksi penderita Covid-19 secara benar mulai 94 sampai 100 persen tergantung pada si anjing, lapor Euronews.
Anjing itu juga dapat mendeteksi coronavirus dari jumlah virus yang jauh lebih rendah dibanding yang bisa dilakukan oleh tes PCR yang umum dipakai dan melakukannya jauh lebih cepat.
Dilansir BBC, seekor anjing dapat mendeteksi keberadaan coronavirus dalam waktu 10 detik dan seluruh proses dilakukannya tuntas hanya kurang dari 1 menit, menurut Anna Hielm-Björkman dari Universitas Helsinki, yang mengawasi uji coba itu.
“Sangat menjanjikan,” Hielm-Björkman. “Apabila berhasil, ini dapat menjadi metode screening yang baik di tempat lain” seperti rumah sakit, rumah jompo dan tempat-tempat diselenggarakannya berbagai acara budaya dan olahraga.
Euronews melaporkan bahwa tes di bandara itu akan diakukan terhadap penumpang pesawat dan staf bandara secara sukarela. Supaya tidak membuat anjing-anjing itu ketakutan dan mengurangi resiko kemungkinan ada orang yang alergi anjing, maka tes akan dilakukan melalui sampel.
Sampel dari penumpang dan staf diambil melalui skin swipe, yang kemudian ditempatkan dalam kontainer dan diserahkan ke pelatih anjing di balik dinding, dan selanjutnya diberikan kepada si anjing untuk diendus. Apabila hasilnya positif, maka orang bersangkutan akan diarahkan ke bagian informasi Rumah Sakit Universitas Helsinki untuk instruksi lebih lanjut.
Anjing-anjing yang sudah terlatih itu kabarnya juga dapat mendeteksi Covid-19 pada orang tanpa gejala, beberapa hari sebelum umumnya gejala muncul, yang mana hal itu tidak dapat dilakukan apabila dites melalui laboratorium.
Susanna Paavilainen, CEO dari Nose Academy Oy, yang bertanggung jawab melatih dan mengoperasikan anjing-anjing tersebut, menegaskan bahwa risiko metode itu bagi hewan-hewan tersebut minimal.
“Seringkali ditanyakan apakah anjingnya akan tertular coronavirus. Menurut berbagai studi, anjing tidak memiliki reseptor yang memungkinkan coronavirus menempel di tubuhnya,” kata Paavilainen.*