Hidayatullah.com—Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan dan Perdana Menteri Libya yang diakui PBB Fayez al-Sarraj bertemu di Istanbul. Pertemuan ini sangat penting karena melibatkan Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan dan Penasihat Utama dari kedua belah pihak.
Erdoğan menegaskan kembali tekad Turki untuk berdiri dalam solidaritas dengan Libya dan meningkatkan hubungan dengan Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA), pemerintah yang diakui secara internasional. Ia mengatakan Turki siap memberikan semua jenis dukungan untuk memastikan stabilitas dan kemakmuran di negara itu.
Rapat tertutup yang dimulai pukul 19.00. waktu lokal (1600 GMT) di Vahdettin Mansion, berlangsung hampir satu jam. Belakangan, delegasi kedua belah pihak juga bertemu selama satu jam 30 menit.
Pertemuan di sisi Turki juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri Mevlüt Çavuşoğlu, Kementerian Dalam Negeri Süleyman Soylu, Menteri Keuangan dan Keuangan Berat Albayrak, Menteri Pertahanan Nasional Hulusi Akar, Direktur Komunikasi Fahrettin Altun, dan juru bicara kepresidenan Ibrahim Kalın.
Menteri Luar Negeri Libya Mohamed Taha Siala, Menteri Dalam Negeri Fathi Bashagha, Menteri Pertahanan Salah Al-Namroush, Menteri Keuangan Faraj Abumtari dan pejabat lainnya juga menghadiri pertemuan tersebut.
Government of National Accord (GNA) didirikan pada 2015 di bawah perjanjian yang dipimpin PBB. Namun, upaya penyelesaian politik jangka panjang gagal karena serangan militer oleh pasukan yang setia kepada jenderal pemberontak Khalifa Haftar, yang didukung oleh Mesir, Uni Emirat Arab, dan Rusia.
Upaya diplomatik telah dilakukan dalam beberapa pekan terakhir untuk menyelesaikan konflik Libya menyusul kemenangan yang dibuat oleh Tentara Libya melawan milisi Haftar.*