Hidayatullah.com–Pengepungan atas kawasan perwakilan diplomatik di ibukota Afghanistan, Kabul, oleh pejuang Afghanistan berakhir Rabu (14/9), setelah berlangsung selama sekitar 20 jam. Korban meninggal 27 orang, termasuk di antaranya tentara Afghanistan, arga sipil dan kelompok pejuang Afghanistan.
Duta Besar Amerika Serikat Ryan Crocker mengatakan, enam atau tujuh roket ditembakkan pejuang Afghanistan ke arah perkantoran perwakilan diplomatik negara-negara asing, saat serangan baru di mulai pada Selasa (13/9) siang.
“Mereka menembak dari jarak setidaknya 800 meter dengan RPG (rocket-propelled granade). Itu pelecehan. Itu bukan serangan,” kata Crocker, dalam transkrip wawancara yang dibagikan kepada wartawan di Kabul.
Para pejuang Afghanistan menduduki sebuah bangunan bertingkat yang belum selesai dibangun pada Selasa siang. Mereka menembakkan roket-roket ke arah kedutaan Amerika Serikat dan kedutaan negara asing lain, serta markas pasukan asing pimpinan NATO.
Tiga pelaku bom bunuh diri juga melancarkan serangan ke gedung kepolisian di bagian lain kota. Namun, daerah yang paling banyak mendapat serangan adalah kawasan kantor perwakilan diplomatik.
Menurut komandan tertinggi pasukan AS dan NATO di Afghanistan Jenderal John Allen, setidaknya 11 warga sipil terbunuh, tiga di antaranya anak-anak.
Kementerian Dalam Negeri Afghanistan mengatakan empat petugas polisi tewas dan sepertinya korban masih akan bertambah.
Pasukan keamanan Afghanistan dibantu NATO dan helikopter melakukan serangan ke gedung berlantai 13 yang dikuasai enam pejuang Afghanistan.
Para pejuang Afghanistan itu berhasil menduduki gedung yang masih dibangun itu setelah menembak petugas keamanan. Mereka datang dengan menggunakan mobil dan membawa bahan peledak. Persenjataan yang dibawa antara lain peluncur granat, senjata laras panjang AK-7, dan rompi bom bunuh diri, kata seorang jurubicara Taliban.
Baku tembak antara pejuang Afghnisatan dengan pasukan pemerintah dan NATO terus terjadi hingga Rabu pagi hari. Penduduk setempat tidak ada yang berani keluar rumah. Mereka sibuk menenangkan anak-anak yang menangis ketakutan.
Pertempuran sempat terhent sekitar 30-35 menit. Namun kemudian, suara ledakan dan tembakan senjata berat kembali terdengar.
Duta Besar AS Ryan Crocker meyakini serangan ke ibukota Kabul itu dilakukan oleh kelompok jaringan Haqqani, pimpinan Jalaluddin Haqqani.
Jaringan yang sama dituduh Crocker sebagai pelaku bom truk yang melukai 77 tentara Amerika Serikat pada 10 September kemarin.
Namun menurut jurubicara Kementerian Dalam Negeri Siddiq Sidiqqui, terlalu dini untuk menuding jaringan Haqqani sebagai pelakunya. Meskipun kata Siddiqui “serangan itu mirip dengan serangan yang dilakukan Haqqani.”*