Hidayatullah.com–Prancis memerintahkan penutupan sementara sebuah masjid di pinggiran kota Paris terkait perannya dalam kematian Samuel Paty, seorang guru yang memamerkan kartun-kartun Nabi Muhammad ﷺ di dalam kelasnya.
Grande mosquée de Pantin (Masjid Agung Pantin) yang terletak di Seine-Saint- Denis di sebelah utara Paris, di laman Facebook-nya mengunggah video yang kemudian diduga menimbulkan kemarahan sejumlah orang terhadap guru sejarah itu, lansir AFP Selasa (20/10/2020).
Masjid tersebut diperintahkan untuk tutup selama 6 bulan “dengan tujuan tunggal yaitu mencegah aksi-aksi terorisme,” bunyi surat pemberitahuan dari pejabat berwenang.
Ayah seorang siswi berusia 13 tahun murid di kelas Paty, yang kemungkinan tidak masuk sekolah di hari guru itu memperlihatkan kartun-kartun Nabi Muhammad ﷺ, mempublikasikan serangkaian video di laman Facebook-nya di mana dia mengecam pelajaran tersebut dan menyeru agar dilakukan protes.
Masjid Agung Pantin ikut menyebarkan video tersebut, sehingga pesannya meluas dan kemungkinan sampai kepada seorang pemuda Chechnya kelahiran Moskow berusia 18 tahun yang kemudian diduga membunuh Paty pada malam hari Jumat usai jam sekolah.
Pemuda itu ditembak mati petugas kepolisian dekat sekolah di mana Paty mengajar. Bersama mayat pelaku ditemukan kartu identitasnya dan sebilah pisau berdarah.
M’hammed Henniche, ketua pengurus Masjid Agung Pantin, mengungkapkan penyesalannya karena telah ikut membagikan video tersebut, setelah mengetahui Paty menjadi korban intimidasi online sebelum dibunuh.
Kepada AFP Henniche mengatakan bahwa dirinya membagikan video itu bukan untuk menggaungkan keluhan bapak salah satu murid Paty tersebut, melainkan karena khawatir dengan anak-anak Muslim.
Laman Facebook masjid tersebut hari Sabtu menulis kecaman keras atas “pembunuhan sadis” terhadap Paty.
Dalam pesan lain di hari Ahad, laman yang sama menampilkan ajakan agar orang ikut ambil ba Ian dalam aksi di akhir pekan sebagai tribute untuk Paty.*