Hidayatullah.com–Presiden Ukraina mendesak pihak keamanan agar segera menyelidiki kemungkinan penyelundupan vaksin Covid-19 di negaranya.
Dilansir Euronews dari AFP, Presiden Volodymyr Zelensky hari Rabu menyeru dilakukan penyelidikan tanpa ditunda menyusul kabar sejumlah pejabat pemerintah secara diam-diam disuntik vaksin Covid-19.
Seorang pengusaha Ukraina menyatakan kepada situs berita miliknya bahwa sejumlah anggota parlemen telah disuntik vaksin buatan Pfizer-BioNTech di sebuah klinik swasta di ibukota Kiev. Ukraina sampai saat ini belum memperoleh vaksin coronavirus apapun melalui saluran resmi.
Menurut sejumlah klaim, sejumlah dosis vaksin itu diimpor secara ilegal ke Ukraina pada akhir Desember dengan menggunakan pesawat sewaan dari Israel dan orang-orang tersebut masing-masing membayar €2.500 untuk dua dosis. Euronews Kamis (07/01/2021) belum dapat memverikasi klaim tersebut.
Lewat kanal resminya di Telegram, Zelensky mengatakan telah memerintahkan aparat keamanan dan penegak hukum lain agar segera memverifikasi kabar penyelundupan vaksin Covid-19 tersebut, dan apabila terbukti benar maka pelakunya patut dijatuhi hukuman berat.
Presiden menambahkan bahwa program vaksinasi Covid-19 Ukraina memprioritaskan para pekerja garis depan berisiko tinggi untuk disuntik pertama kali.
Perdana Menteri Denys Chmygal lewat Telegram mengatakan bahwa dia sudah memerintahkan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri untuk menyelidiki Jaber tentang kemungkinan adanya “vaksinasi bawah tanah”.
“Saya seorang pendukung vaksinasi… Saya akan divaksinasi dengan biaya sendiri dalam putaran kedua atau ketiga, ketika vaksin yang terdaftar resmi sudah tersedia di klinik,” kata Chmygal.
“Saya ingatkan kembali bahwa sekarang ini Ukraina sedang menunggu kedatangan kiriman pertama 1,9 juta dosis vaksin dari Sinovac Biotech,” imbuhnya.
“Saat ini belum ada vaksin (coronavirus) bersertifikat di Ukraina,” kata Chmygal.
Ukraine mengumumkan pada akhir Desember tentang niatnya untuk membeli hampir dua juta dosis vaksin CoronaVac dari China, tapi tidak menyebutkan kapan pesanannya akan tiba.
Pemerintah dikritik karena tidak menuntaskan kesepakatan pembelian vaksin-vaksin buatan Barat, seperti yang dikembangkan oleh Moderna, yang dianggap lebih dapat diandalkan.
Kiev juga berharap akan menerima delapan juta dosis ada musim semi dari COVAX.*