Hidayatullah.com — Perdana Menteri Malaysia tiba di Jeddah pada Sabtu (06/03/2021) untuk melaksanakan Umroh.
Perdana Menteri Muhyidin Yassin, yang dipotret menggenakan pakaian umroh (Ihram), disambut setibanya di Bandara Internasional King Abdulaziz oleh duta besar Arab Saudi untuk Malaysia, Mahmoud Qattan.
Ia disambut oleh Gubernur Jeddah Pangeran Mishaal bin Majed bin Abdul Aziz dan pejabat lainnya.
Itu merupakan kunjungan resmi pertamanya ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang dimulai sejak Sabtu hingga 11 Maret, lapor kantor berita New Strait Times.
Kementerian Luar Negeri Malaysia, dalam sebuah pernyataan pada Jumat, mengatakan kunjungan lima hari perdana menteri ke Arab Saudi (6-9 Maret) atas undangan Raja Salman Abdulaziz Al-Saud yang diperpanjang pada April tahun lalu.
Muhyiddin akan menjadi kepala pemerintahan asing pertama yang diundang oleh Raja Salman untuk melakukan kunjungan resmi ke Arab Saudi setelah Konferensi Al Ula yang bersejarah pada 5 Januari.
Kantor Kemenlu Malaysia, Wisma Putra, mengatakan hubungan bilateral Malaysia dengan Arab Saudi mencakup spektrum kerja sama yang luas termasuk perdagangan, investasi, urusan Islam, pendidikan dan hubungan orang-ke-orang, dengan kedua negara berusaha untuk meningkatkan hubungan yang ada ke tingkat yang lebih komprehensif dan strategis.
Kunjungan tersebut, kata kementerian, tidak hanya akan memberikan kesempatan bagi kedua negara untuk memperkuat bidang kerja sama tradisional, tetapi juga menjalin kemitraan yang lebih besar di bidang-bidang baru, seperti teknologi dan inovasi baru, serta kolaborasi energi.
“Reorientasi ekonomi Saudi yang sedang berlangsung, didorong oleh Visi Kerajaan 2030, telah secara signifikan memperluas ruang lingkup peluang kerja sama Malaysia-Saudi,” katanya.
Dikatakan Malaysia dan Arab Saudi diharapkan untuk membahas upaya untuk lebih memperkuat hubungan bilateral yang ada dan mengeksplorasi bidang kerja sama baru dengan pandangan untuk meningkatkan kemitraan ke tingkat yang lebih strategis.*
Baca juga: Ormas Malaysia Kecam Label Teror pada Ikhwanul Muslimin