Hidayatullah.com—Para menteri pertahanan Uni Eropa hari Kamis (6/5/2021) berencana membuat misi pelatihan di Mozambique dalam beberapa bulan ke depan guna membantu pemerintah setempat merebut kembali wilayah di bagian selatan negara itu yang dikuasai kelompok-kelompok pemberontak.
UN World Food Program belum lama ini memperingatkan bahwa krisis kemanusiaan yang disebabkan pemberontakan kelompok ekstremis di bagian Utara Mozambique semakin meluas, dengan lebih dari 950.000 orang membutuhkan bantuan pangan.
Perusahaan energi Prancis Total mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya terpaksa menghentikan semua operasinya dalam proyek gas alam cair di bagian utara Mozambique disebabkan serangan-serangan kelompok pemberontak.
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Joseph Borrell mengatakan kepada para reporter di Brussels bahwa perkembangan di negara Afrika itu “semakin lama semakin mengkhawatirkan.”
“Pemerintah Mozambique meminta bantuan. Kami akan berusaha mengirim misi pelatihan (seperti) yang kami bentuk di Sahel guna mengatasi situasi keamanan yang ada,” kata Borrell seperti dikutip Associated Press Kamis (6/5/2021). Sejak 2013, Uni Eropa membantu melatih tentara Mali dan membangun kembali institusi-institusi pertahanannya dalam misi non-tempur.
Misi semacam itu di Mozambique bisa diluncurkan pada pertengahan 2021 dan Uni Eropa sedang mempertimbangkan apakah tentara yang ditempatkan di sana akan dilengkapi dengan peralatan militer.
Southern African Development Community yang beranggotakan 16 negara juga sedang mempertimbangkan apakah akan mengirim pasukan regional sebanyak lebih dari 2.500 ke Mozambique untuk membantu memerangi pemberontak.*