Hidayatullah.com—Salah satu pendiri Black Lives Matter mengatakan bahwa dirinya mengundurkan diri dari yayasan BLM.
Patrisse Cullors mengatakan bahwa hari Jumat (28/5/2021) merupakan hari terakhirnya di yayasan itu, yang telah dipimpinnya selama hampir 6 tahun.
Keuangan wanita kulit hitam berusia 37 tahun itu menjadi sorotan bulan lalu setelah tersiar kabar bahwa dia memiliki empat rumah.
Black Lives Matter bermula dari tagar di media online pada 2013 dan sejak itu berkembang menjadi sebuah gerakan global.
Cullors mengatakan akan mundur dari Black Lives Matter Global Network agar lebih fokus menggarap buku keduanya yang akan diterbitkan, An Abolitionist’s Handbook, dan mengerjakan proyek TV berkaitan dengan kisah-kisah orang kulit hitam bersama Warner Bros, lansir BBC.
Dalam sebuah pernyataan dia berkata, “Dengan orang-orang cerdas, berpengalaman dan berkomitmen yang mendukung organisasi ini selama masa transisi, saya tahu BLMGNF berada di tangan yang baik.”
“Agenda yayasan ini tetap sama – eradikasi supremasi kulit putih dan membangun lembaga-lembaga yang meneguhkan kehidupan,” kata Cullors.
Kepada Associated Press Cullors mengatakan pengunduran dirinya sudah direncanakan lebih dari satu tahun dan tidak berkaitan dengan klaim-klaim yang mengatakan dia menyalahgunakan uang donasi untuk menambah jumlah propertinya. Tidak ada bukti yang menunjukkan dirinya melakukan hal tersebut.
“Itu adalah serangan-serangan dari kalangan sayap kanan yang berusaha mendiskreditkan karakter saya, dan saya tidak bertindak seperti apa yang golongan kanan pikirkan tentang saya,” ujarnya.
BLM Foundation pada bulan Februari mengatakan kepada Associated Press bahwa mereka sudah mengumpulkan donasi $90 juta pada masa unjuk rasa tahun lalu menyusul kematian George Floyd di tangan sejumlah anggota kepolisian di Minneapolis, Minnesota.
Yayasan itu mengatakan bahwa di akhir tahun 2020 akuntansi yayasan menunjukkan saldo lebih dari $60 juta, setelah dikurangi biaya-biaya, hibah untuk organisasi-organisasi pro-kulit hitam dan biaya lainnya.
Bulan lalu, New York Post melaporkan bahwa Cullors – yang menyebut dirinya seorang Marxis – telah membeli sebuah rumah mewah berharga $1,4 juta di Topanga Canyon, dekat Malibu, dan memiliki tiga rumah lain, termasuk sebuah rumah pertanian di Georgia.
Facebook melarang penggunanya membagikan laporan New York Times itu dengan alasan privasi, dan seorang jurnalis kulit hitam mengatakan akunnya di Twitter dikunci setelah membagikan laporan tersebut.
Para pengkritik dari kalangan konservatif, serta sebagian aktivis kulit hitam, menyeru agar dilakukan investigasi guna mengetahui apakah Cullors menggunakan dana yayasan untuk kepentingan pribadi.
Pada bulan April, pihak yayasan mengatakan Cullors menerima bayaran sejumlah $120.000 antara tahun 2013 dan 2019 untuk pekerjaan yang dilakukannya.
Bulan lalu ketika tampil di layar Black News Channel, mata Cullors tampak berkaca-kaca ketika membantah tuduhan dirinya menyelewengkan yang yayasan.
Orangtua dari Michael Brown dan Breonna Taylor – dua warga berkulit hitam yang kasus kematiannya di tangan polisi Amerika Serikat sering dikutip oleh Black Lives Matter – bulan lalu dikabarkan mengutarakan keluhan mereka karena BLM Foundation tidak berbuat apa-apa untuk membantu keluarga mereka.*