Hidayatullah.com — Dua muslimah bersaudara di provinsi Alberta, Kanada Barat mengalami penyerangan bermotif kebencian. Polisi sedang memburu orang yang bertanggungjawab atas penyerangan tersebut.
Menurut Kepolisian Berkuda Kerajaan Kanada, seorang pelaku yang menggenakan topeng mendatangi kedua muslimah di St. Albert. Ia kemudian melontarkan hinaan rasial dan menodongkan pisau.
Seorang muslim dicengkeram jilbabnya dan dihempaskan ke tanah, di mana dia tidak sadarkan diri. Yang kedua juga mengalami hal yang sama namun dengan todongan sebilah pisau di lehernya. Tersangka melakukan ini sambil terus meneriakkan hinaan rasial.
Dia kemudian melarikan diri, kata polisi dilansir Anadolu Agency (25/06/2021). Salah satu muslimah dibawa ke rumah sakit dan keduanya menderita luka yang tidak mengancam jiwa.
Polisi telah mengerahkan anjing pelacak untuk mencari pelaku yang saat ini buron.
“Tetangga, teman, dan keluarga Muslim kami layak untuk merasa aman dan diterima di masyarakat mereka,” kata Walikota St. Albert Cathy Heron. “Saya sedih karena banyak dari mereka tidak merasa aman saat ini.”
Pelaku diidentifikasi berusia sekitar 50 tahun, tingginya enam kaki dan mengenakan celana jins gelap, kemeja biru tua, dan bandana merah putih.
Daerah Edmonton telah menjadi tempat beberapa insiden serangan bermotivasi kebencian tahun ini, termasuk satu di mana seorang wanita berusia 50-an sedang berjalan-jalan ketika dia ditangkap dari belakang dan dilemparkan ke trotoar, lapor CTV News. Pada bulan Maret, seorang pria didakwa setelah mengucapkan hinaan terhadap seorang remaja yang mengenakan jilbab.
St. Albert adalah kota berpenduduk sekitar 65.000 yang terletak hanya 12 kilometer (7,45 mil) dari Edmonton. Ironisnya, St. Albert dinobatkan oleh majalah digital MoneySense sebagai tempat tinggal terbaik di Kanada pada tahun 2014.