Hidayatullah.com—Seorang pimpinan Hamas dibunuh di Damaskus pada Rabu malam (27/6/2012), kata seorang anggota politbiro.
Kamal Ghanaja yang juga dikenal sebagai Nizar Abu Mujahid dibunuh di rumahnya di ibukota Suriah, tulis Izzat Al Rishq di laman Facebook-nya, lapor kantor berita Maan.
Hamas sedang menyelidiki kasus itu dan pelakunya tidak akan bebas tanpa mendapatkan hukuman, imbuh Al Rishq.
Seorang pejabat Hamas di Libanon kepada AFP mengatakan bahwa mereka curiga pelaku pembunuh Ghanaja adalah anggota badan intelijen Israel Mossad.
Ghanaja pernah bekerja membantu Mahmud Al Mabhuh, seorang pemimpin senior Hamas yang ditembak mati di sebuah kamar hotel di Dubai. Pembunuhan itu diduga banyak kalangan dilakukan oleh Mossad. Intelijen Zionis tersebut tidak pernah mengkonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya dalam pembunuhan Al Mabhuh.
Berbicara kepada radio tentara Israel hari Kamis, Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak menolak untuk mengkonfirmasi ataupun membantah keterlibatan negaranya dalam pembunuhan hari Rabu malam itu. Tetapi ia mengatakan bahw Ghanaja “bukan orang yang berbudi dari generasinya.”
Sejumlah situs berafiliasi dengan penentang Presiden Bashar Al Assad menyalahkan rezim Suriah atas kematian Ghanaja. Menurut mereka pembunuhan tersebut merupakan pesan kuat dari Al Assad agar Hamas tidak menentang sekutu lamanya.
Kantor politbiro Hamas pindah ke Damaskus pada tahun 1999 setelah diusir dari Yordania. Namun, Hamas kemudian diam-diam memindahkan kantornya ke tempat lain, di sela-sela konflik berdarah yang sedang terjadi di Suriah. Pada bulan Februari lalu, para pemimpin Hamas secara terbuka mengumumkan bahwa mereka mendukung kelompok oposisi Suriah.*