Hidayatullah.com—Bekas presiden sementara Jeanine Anez faces Didakwa melakukan “genosida” terhadap pendukung Evo Morales dan melakukan kudeta di Bolivia.
Kejaksaan Bolivia hari Jumat mengatakan bahwa bekas presiden interim eanine Anez akan didudukkan sebagai terdakwa dalam kasus kematian 22 demonstran pada tahun 2019.
Tuduhan terhadapnya “sementara diklasifikasikan sebagai genosida, menyebabkan cedera serius dan ringan, dan cedera yang mengakibatkan kematian” selama unjuk rasa di kota Sacaba dan Senkata di Bolivia, kata Jaksa Agung Juan Lanchipa, lansir DW Jumat (20/8/2021).
Langkah hukum itu diambil menyusul laporan dari Organization of American States (OAS) yang dirilis hari Selasa yang mengklaim bahwa pasukan keamanan Bolivia melakukan pembantaian ketika Anez mengambil alih kursi kepresidenan menyusul pengunduran diri Evo Morales.
Bolivia diguncang aksi demonstrasi besar-besaran di seluruh penjuru negeri setelah pemimpin sosialis Evo Morales dinyatakan menang pemilu October 2019.
Demonstran mengklaim di melakukan kecurangan dalam pemilu, tuduhan yang kemudian didukung oleh laporan OAS.
Setelah Evo Morales melarikan diri ke luar negeri karena nyawanya terancam, politisi konservatif Anez mengambil alih kursi kepresidenan. Kala itu Anez merupakan anggota parlemen paling senior di negara Amerika Selatan itu.
Partainya Morales, Gerakan Sosialisme (MAS), memboikot pengangkatan Anez, menuding pemerintahan sementara itu melakukan kudeta.
Setelah pergantian kepemimpinan aksi unjuk rasa terus berlangsung, bahkan menewaskan 37 orang.
“Pembantaian” yang dituduhkan OAS terjadi dalam 2 demonstrasi di mana 20 pendukung Morales kehilangan nyawanya saat bentrok dengan polisi.
Kemudian pemilu baru digelar pada Oktober 2020 dan kandidat presiden dari MAS, Luis Arce, menjadi presiden dengan dukungan suara besar.
Arce berjanji untuk mencari keadilan bagi para pengunjuk rasa yang tewas setelah dia dilantik pada November.
Mantan presiden Morales kemudian kembali ke negara itu dan diberikan pengampunan bersama dengan semua yang ditangkap dalam demonstrasi.
Pada Maret 2021 polisi menangkap Anez dengan tuduhan terorisme dan melakukan kudeta terhadap Morales. Sejak itu wanita tersebut ditahan di dalam sel.*