Hidayatullah.com–Dengan wajah dipenuhi senyum sumringah sekelompok anggota parlemen dari kalangan kelompok Salafiyah Mesir berpose di dalam gedung parlemen. Tidak sekedar mengambil gambar, mereka memilih berpose di kursi ketua parlemen yang 20 tahun tidak bisa lepas dari Ahmad Fathi Surur dari partai pemerintah di masa Mubarak. Ada yang duduk di kursi itu, ada pula yang berdiri di sekitarnya.
Senyuman itu bukan disebabkan semata-mata hanya karena mereka bisa berfoto-foto di dalam gedung istimewa itu, namun karena telah terpilih menjadi wakil rakyat dalam pemilihan umum yang dilaksanakan di Mesir selama 50 hari lebih yang baru saja usai.
Partai An Nur yang memiliki basis masa komunitas Salafiyah tanpa diduga mampu menjadi kuda hitam hingga berada di peringkat ke dua dengan perolehan suara 24% setelah partai Al Hurriyah wa Al Adalah yang berbasis gerakan Al Ikhwan Al Muslimun yang meraih 47%.
Disebut kuda hitam karena kelompok Salafiyah tidak pernah berkecimpung dalam dunia politik sebelumnya, bahkan cenderung mengharamkannya. Namun, mereka tiba-tiba mencul dengan perolehan suara yang mengalahkan partai skuler.
Perubahan pemikiran Salafiyah mengenai hukum partisipasi di parlemen sendiri berubah total pasca revolusi Mesir meletus. Saat itu, para tokoh kelompok ini berkumpul untuk berbicara mengenai kemungkinan adanya pengkoreksian ulang pandangan yang mereka anut sebelumnya mengenai hukum bergabung dengan parlemen yang dimotori oleh Syeikh Muhammad Hasan.
Gayung bersambut pun terlihat, para tokoh kelompok ini menyambut baik ide tersebut. Sampai akhirnya jama’ah Anshar As Sunnah yang merupakan organisasi tua komunitas serupa mengeluarkan keputusan pada tanggal 12 Maret 2011 mengenai bolehnya berpartisipasi dalam parlemen.
Sejak itu, minat besar kelompok Salafiyah untuk terjun ke ranah politik terlihat cukup mencolok dengan munculnya 4 partai, yang berbasis dari masa mereka, yakni An Nur, Al Ashalah, Al Fadhilah serta Al Ishlah. Bahkan di masa pemilu partai-partai yang berbasis masa Salafiyah yang dimotori oleh partai An Nur membuat koalisi yang disebut sebagai “koalisi islami”. Dinamika yang terjadi di pemilu Mesir pun semakin kaya dengan berjibakunya kelompok Salafiyah di dalamnya. Dan hal itu telah mengantarkan mereka ke kursi parlemen Mesir.
Namun ini baru permulaan. Yang sesungguhnya dinanti-nantikan adalah kiprah mereka dalam parlemen Mesir yang mulai aktif hari ini. Semoga senyum yang sumringah itu menunjukkan adanya harapan bahwa dengan bergabungnya kelompok Salafiyah dalam parlemen Mesir, akan membawa maslahat bagi umat Islam, baik di Mesir maupun di negeri Muslim lainnya.*