Hidayatullah.com—Ethiopia menuding pasukan pemberontak Tigray membantai 119 warga sipil di wilayah Amhara.
Aparat pemerintah menemukan dua kuburan massal di distrik Dabat. Mereka mengatakan bahwa pembantaian dilakukan selama dua hari pada awal bulan ini.
Penduduk desa Chena, sekitar 10 km dari Dabat di Gondar Utara, mengatakan pernah terjadi pertempuran hebat di sana.
Kepala pemerintahan Dabat, Ato Sewnet Wubalem, mengatakan 119 mayat sudah ditemukan tetapi penduduk mengatakan sejumlah orang masih hilang.
Mayat-mayat itu dimakamkan kembali di kompleks gereja.
Dia menambahkan bahwa para korban “adalah petani, pendeta, anak-anak dan wanita yang tidak bersalah”.
Pejabat lokal dan para saksi yang berbicara kepada BBC (8/9/2021) mengatakan pasukan pemberontak melakukan pembantaian setelah kehilangan wilayah selama 10 hari pertempuran sengit.
Kelompok pemberontak Tigray People’s Liberation Front (TPLF) belum memberikan komentar atas tuduhan yang mengatakan bahwa tentaranya pelaku pembantaian warga sipil tersebut.
Pemerintah Amhara sekarang yang mengendalikan wilayah Chena, yang sempat jatuh ke tangan pemberontak.
Pertempuran antara pasukan pemerintah federal dan TPLF pecah pada bulan November 2020. Awalnya, pertempuran hanya terjadi di dalam wilayah Tigray, tetapi kemudian meluas ke daerah tetangga pada bulan Juni seiring dengan rentetan kemenangan yang diraih pemberontak.*