Hidayatullah.com — Paus Fransiskus mengaku malu bahwa lebih dari 216.000 anak menjadi korban pelecehan seksual di gereja Katolik Prancis sejak 1950.
Setelah menghadiri sebuah pertemuan di Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan: “Saya ingin mengungkapkan kesedihan dan rasa sakit saya atas trauma yang mereka alami. Ini adalah rasa malu saya, rasa malu kami, bahwa Gereja tidak dapat menempatkan mereka di pusat perhatian terlalu lama.”
Merujuk pada laporan penyelidikan tentang pelecehan seksual anak di gereja Katolik Prancis, Paus Fransiskus menyebut peristiwa ini tidak boleh terulang. Ia juga meminta semua uskup untuk mengambil tindakan yang di perlukan.
Tidak hanya itu, paus juga mendesak penganut Katolik Prancis memastikan bahwa gereja tetap menjadi tempat yang aman bagi semua orang.
Sebuah penyelidikan terbaru oleh komisi independen menemukan bahwa 216.000 kasus pelecehan anak terjadi di Gereja Katolik di Prancis antara tahun 1950 dan 2020.
Pelaku merupakan para pendeta dan personel gereja lain yang secara bebas melakukan aksinya, yang kemudian di tutup-tutupi oleh atasan mereka.
Komisi tersebut di bentuk pada tahun 2018 oleh Konferensi Waligereja Prancis dan konferensi kongregasi nasional untuk menyelidiki masalah tersebut.
Jean-Marc Sauve, mantan kepala CIASE, menyatakan bahwa gereja Katolik tidak mengambil tindakan yang di perlukan terhadap insiden pelecehan seksual.*