Hidayatullah.com–Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi terusik juga dengan insiden pelecehan kitab suci Al-Quran oleh para tentara Amerika di sebuah pusat penahanan Amerika Serikat, di Guantanamo. Menurut Badawi, pelecehan itu adalah penghinaan terhadap seluruh umat Islam.
Selan sebagai Perdana Menteri Malaysia, Badawi saat ini juga pemimpin Organisasi Konferensi Islam (OKI). Badawi ikut merespon terhadap protes-protes penuh kemarahan mengenai insiden pelecehan Al-Quran di Guantanamo.
Sejumlah negara-negara Muslim minggu lalu dilaporkan ikut marah atas berita pelecehan ini. Di Afghanistan, 14 orang meninggal dan lebih dari 100 luka-luka.
Sebelumnya, laporan di majalah Newsweek menyulut gelombang protes. Majalah itu mengatakan staf di sebuah pusat penahanan militer AS mencoba untuk memancing amarah para tahanan sebelum sesi interogasi dimulai dengan menodai Al-Quran dan melemparkannya di sebuah toilet.
Namun pihak Newsweek mengangatakan, laporan itu mungkin salah. Ppemimpin redaksi Newsweek Mark Whitaker mengatakan dalam tajuk rencananya, "Kami menyesal bahwa kami mendapati sebagian cerita kami itu salah dan menyampaikan simpati kami kepada korban kekerasan tersebut dan kepada prajurit-prajurit AS yang terperangkap di tengah-tengahnya."
Jihad terhadap AS
Sementara itu, Minggu, sebuah kelompok muslim Afghanistan mengumumkan jihad terhadap pasukan yang dipimpin AS dan pemerintah Afghanistan terkait dengan berita penistaan Al-Quran itu.
Ratusan selebaran yang memuji mereka yang berpawai menentang insiden Teluk Guantanamo itu bermunculan di kota Jalalabad, provinsi Ningarhar, dimana kerusuhan meletus Rabu sebelum meluas ke kota-kota lain.
"Anda melakukan pekerjaan yang berharga, anda menunjukkan dengan tindakan bahwa anda bisa mengorbankan kepala anda demi membela kita suci Al-Qur’an," kata selebaran itu, yang ditinggalkan oleh sebuah kelompok yang menamakan diri "Front Mujahidin Umum Ningarhar".
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
"Ini adalah awal dari sebuah front jihad baru terhadap musuh, anda mengejutkan musuh dan pemerintah bonekanya dengan suara anda. Anda memberikan dukungan mental kepada saudara-saudara anda di pegunungan," katanya.
Abdul Latif Hakimi, yang mengidenfitikasi dirinya sebagai jurubicara rejim terguling Taliban, mengatakan kepada AFP, kelompok itu memiliki hubungan dengan gerakan garis keras tersebut, yang terus memerangi pasukan yang dipimpin AS tiga tahun setelah mereka digulingkan dari kekuasaan.(voa/ant)