Hidayatullah.com — Seorang pria Muslim mengalami kekerasan dan pelecehan selama intograsi yang dilakukan aparat kepolisian Bengalaru, India. Pria yang bernama Tausif itu diduga disiksa selama kurang lebih tiga jam di Polsek Batrayanapura oleh Subinspektur Polisi Harish.
Dalam sebuah keterangan video korban yang beredar di media sosial, Tausif mengaku diikat dan dipukuli hingga pingsan saat polisi turun tangan dalam sebuah kasus yang menyangkut masalah keluarga dan mencoba menginterogasinya. Tausif akhirnya dirawat di rumah sakit hari Kamis setelah kejadian dan tidak dapat berjalan.
Menurut Siasat, Tausif memiliki masalah dengan seorang teman terkait uang. Dalam kasus ini, temannya mengajukan pengaduan ke polisi, tetapi pengaduanya ia tarik kembali.
“Itu adalah masalah keluarga yang berkaitan dengan uang. Teman saya telah mengajukan pengaduan yang kemudian dia tarik. Bahkan kemudian polisi menjemput saya pada jam 2 pagi dan saya dipukuli secara brutal dengan tongkat pemukul. Empat petugas polisi termasuk seorang perwira bintang dua, dua polisi, dan seorang petugas kriminal, menyiksa saya selama berjam-jam, ”kata Tausif sambil menceritakan cobaan yang dialaminya dalam sebuah video.
Tidak cukup itu, Sub-inspektur polisi Harish, juga diduga memberikan komentar yang menghina agama Tausif dan mencukur jenggotnya dengan paksa. “Mereka dengan paksa memotong janggut panjang saya dan ketika saya meminta air, mereka memberi saya sebotol urin sebagai gantinya. Mereka menendang, menginjak-injak saya, dan juga melukai bagian pribadi saya,” kata Tausif dikutip Siasat, Sabtu (4/12/2021).
Di kantor polisi, korban diminta tidur di dekat toilet. Tidak cukup sampai di situ, ia juga akan disiksa jika tidak menuruti kemauan polisi.
“Saya tidak diberi ranjang untuk tidur tapi disuruh tidur di dekat toilet. Mereka menendang saya untuk membangunkan saya dan menyuruh saya menyapu kantor polisi. Ketika saya menolak memenuhi tuntutan mereka, mereka menampar saya dan bahkan memukul kepala saya,” tambahnya.
Melihat hal ini, ibu Tausif yang hadir di rumah sakit bersamanya menuntut keadilan bagi putranya. “Mereka membawa pergi putra saya dengan mengatakan bahwa dia melakukan kesalahan. Mereka memotong janggutnya dan memaksanya meminum air kencing dengan paksa. Saya meminta Anda untuk memberi keadilan bagi anak saya. Hari ini mereka mengincar anakku, besok anakmu. Apakah tidak ada hukum di negara ini?” tanya ibu korban yang mengaku hatinya hancur.
Menurut catatan, kasus kekerasan yang menimpa Tausif merupakan insiden kedua kebrutalan polisi terhadap Muslim di Bengaluru, India. Baru-baru ini seorang pria berusia 22 tahun kehilangan lengannya setelah polisi diduga memukulinya secara brutal, menggantungnya hingga terbalik.
Pada bulan Oktober, Salman, seorang warga Varthur di Bengaluru timur, ditangkap dan ditahan secara ilegal oleh polisi selama tiga hari dalam kasus pencurian kecil, sebuah aki mobil. Salman menjadi korban kebrutalan polisi setelah dia menolak mengakui kejahatan yang tidak pernah dia lakukan itu.
Salman dijemput petugas polisi berpakaian preman yang datang dengan kendaraan pribadi. Dia dibawa ke stasiun dan diinterogasi.
Setelah dia membawa mereka tempat penjual baterai curian, aparat membawa Salman ke stasiun, menyiksanya dan memaksa untuk mengakui kejahatan lain. Saat dibebaskan, Salman meminum beberapa obat penghilang rasa sakit dengan asumsi lukanya normal hingga cederanya makin memburuk dan dia harus dirujuk ke rumah sakit.
Saat itulah dia diberitahu bahwa infeksinya telah parah sehingga rumah sakit harus mengamputasi lengannya.*