Hidayatullah.com–Ratusan orang yang terjebak di dalam kendaraan saat badai salju di bagian utara Pakistan berhasil diselamatkan ke tempat aman.
Polisi mengatakan sebanyak 500 keluarga yang ingin berwisata melihat hujan salju musim dingin di kota puncak bukit Murree justru terjebak tumpukan salju.
Sedikitnya 22 orang tewas, termasuk satu keluarga beranggotakan delapan orang dan satu keluarga lain beranggotakan lima orang, kata aparat seperti dilansir BBC Sabtu (8/1/2022).
Di antara mereka yang tewas adalah 10 anak-anak, menurut petugas kedaruratan. Polisi mengatakan setidaknya enam orang tewas membeku di dalam mobil mereka. Sesak napas akibat menghirup asap kendaraan ketika berusaha menjaga badan tetap hangat di dalam kendaraan mereka diduga sebagai penyebab sejumlah orang tewas.
Semua orang yang selamat setelah terjebak dalam kendaraan mereka sekarang dilaporkan aman, sebagian ditempatkan di penampungan yang didirikan di kota resor itu, yang berada di ketinggian 2.300 meter (7.500 kaki) di atas permukaan laut.
Pada hari Sabtu, Perdana Menteri Imran Khan mengaku “terkejut dan kesal atas kematian tragis” para turis itu, sebab banyak orang pergi beramai-ramai untuk berwisata tanpa memperhatikan kondisi cuaca buruk yang seharusnya informasinya sudah disediakan pihak berwenang setempat.
Pemerintah Provinsi Punjab mengatakan bahwa setelah operasi penyelamatan selesai, akan ada penyelidikan penuh tentang apakah ada kegagalan dalam tindakan yang seharusnya dilakukan petugas berkaitan dengan peringatan cuaca buruk.
“Penyelidikan tingkat tinggi akan dilakukan dan jika ada kelalaian, maka tindakan akan diambil terhadap semua yang terlibat,” kata juru bicara pemerintah setempat Hasaan Khawar.
Badai salju yang terjadi pada hari Jumat merobohkan pohon-pohon dan memblokir jalan masuk-keluar Murree.
Tariq Ullah, seorang pejabat di kota terdekat Nathiagali, mengatakan kepada AFP bahwa badai mendatangkan salju setinggi empat hingga lima kaki hanya dalam waktu beberapa jam saja. Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Murree dibangun oleh Inggris pada abad ke-19 sebagai pangkalan medis bagi pasukan kolonialnya.
Akibat badai salju, pasokan gas dan air tersendat di daerah itu. Namun, penduduk lokal dan restoran membantu memberikan akomodasi, makanan dan selimut.
Gambar dan video yang diposting di media sosial menunjukkan mobil-mobil terjebak salju yang menumpuk hingga di atapnya.*