Hidayatullah.com — Turki menahan Şebnem Korur Fincancı, Kepala Asosiasi Medis Turki (TTB), karena terlibat dalam propaganda teroris. Selain itu, dia juga melakukan aksi pencemaran nama baik Angkatan Bersenjata Turki (TSK), lansir Daily Sabah.
Menurut Kejaksaan Turki, Korur ditangkap setelah Biro Investigasi Kejahatan Teroris menggelar penyelidikan terkait komentar yang dibuatnya dalam siaran TV. Kantor kejaksaan juga menuntut Korur dicopot dari posisinya sebagai kepala asosiasi dan segera mencari penggantinya.
Korur mendapat kritik keras dari semua kalangan Türkiye setelah dia menuduh TSK menggunakan senjata kimia pada teroris pekan lalu. Kementerian Pertahanan Nasional juga membantah tuduhan itu dengan membuat pernyataan. Dalam pernyataan tersebut disebutkan bahwa tidak ada senjata kimia dalam inventaris TAF.
“Amunisi yang dilarang oleh hukum dan perjanjian internasional tidak digunakan oleh Angkatan Bersenjata kami. Jenis amunisi ini tidak ada dalam inventaris Angkatan Bersenjata Turki,” kata Kementerian Pertahanan.
Kementerian menyebut upaya propaganda dan disinformasi tentang TSK sebagai “perjuangan terakhir yang sia-sia” organisasi teroris PKK. Presiden Recep Tayyip Erdoğan pada hari Senin menuduh Korur “berbicara dalam bahasa terorisme” dan mengatakan dia tidak bisa tetap berada di puncak serikat dokter.
“Jika perlu, kami akan memastikan bahwa nama ini diubah oleh peraturan hukum,” katanya setelah rapat kabinet mingguan.
Siapa Şebnem Korur Fincancı?
Setelah lulus dari Fakultas Kedokteran Cerrahpaşa, Şebnem Korur Fincancı menerima pelatihan spesialisasi Kedokteran Forensik. Tahun 1987-1990, ia menerima gelar Sarjana Pendidikan Arkeologi Klasik di Fakultas Sastra Universitas Istanbul.
Dia juga salah satu anggota pendiri Asosiasi Spesialis Kedokteran Forensik, yang didirikan pada tahun 1992. Ia menjabat sebagai ketua dewan direksi asosiasi antara 1993-1996 dan juga salah satu anggota pendiri Asosiasi Hukum Pidana Turki.
Tahun 1997 ia menjadi Kepala Departemen Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteran, Universitas Istanbul dan diangkat Kepala Departemen Kedokteran Forensik tahun 2004 – 2005 hingga diberhentikan dari tugasnya.
Dia mengajar pada program sarjana dan pascasarjana bidang kedokteran forensik di Fakultas Hukum di Universitas Galatasaray, di Departemen Kedokteran Forensik di Fakultas Kedokteran Istanbul. Dia juga membimbing tesis master dan doktoral di Institut Kedokteran Forensik Universitas Istanbul.
Dia dijatuhi hukuman 2 tahun 6 bulan penjara karena menandatangani pernyataan ‘Akademik untuk Perdamaian’. Pada 2019, ia pensiun dari tugasnya di Departemen Kedokteran Forensik di Universitas Istanbul.
Setelah Kelompok Efektif Demokratik TTB memenangkan pemilihan pada Kongres Besar TTB ke-72, ia terpilih sebagai Ketua Dewan Pusat TTB.*