Hidayatullah.com—Rusia melancarkan perang skala penuh melawan Ukraina dengan menargetkan kota-kota besar dalam serangan awal mulai pagi ini. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, melalui Twitter, mengatakan bahwa perang Presiden Rusia Vladimir Putin telah dimulai dan meminta bantuan dunia untuk menghentikannya.
Interfax Ukraina melaporkan, serangan roket telah diluncurkan terhadap semua pangkalan militer di seluruh negeri dan pasukan Rusia telah mendarat di kota pelabuhan. Wartawan AFP juga mengkonfirmasi mendengar ledakan di Odessa dan Mariupol, diikuti oleh suara sirene polisi dan ambulans di seluruh pusat kota Ukraina.
Ledakan juga dilaporkan terjadi di Kharkiv, sebuah kota besar sekitar 35 kilometer (km) selatan perbatasan Rusia. Selain itu, empat ledakan keras dilaporkan terjadi di Kramatorsk, kota pesisir yang juga merupakan pusat administrasi pemerintah Ukraina di zona perang timur.
Kuleba mengatakan Ukraina juga telah bertindak untuk menutup wilayah udaranya bagi pesawat sipil setelah deklarasi perang. “Putin telah meluncurkan serangan skala penuh untuk merebut Ukraina dengan kota-kota besar menghujani serangan,” lapor Kuleba.
“Ini adalah perang melawan kekerasan, Ukraina akan membela diri dan akan menang. Dunia dapat dan harus menghentikan Putin. Sudah waktunya untuk bertindak,” katanya.
Ukraina Tembak 5 Pesawat dan 1 Heli
Tentara Ukraina mengklaim telah menembak jatuh lima pesawat dan sebuah helikopter militer Rusia di wilayah Lushank. Sementara itu, para penjaga perbatasan Ukraina melaporkan pasukan Rusia sekarang meningkatkan serangan di wilayah perbatasan negara itu dan Belarusia dengan Ukraina.
Ukraina dibombardir dengan tembakan artileri dan kemajuan militer di sepanjang rute darat di sepanjang perbatasan utara dan selatan, dengan pasukan Ukraina membalas tembakan. Menurut penjaga perbatasan lagi, pasukan militer Rusia sekarang didukung oleh Belarus dan serangan diluncurkan dari Krimea, wilayah semenanjung yang dikuasai Rusia di Ukraina selatan.
“Serangan terhadap unit-unit di perbatasan, pos-pos kontrol perbatasan, dan pos-pos pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan artileri dan senjata ringan,” kata penjaga pembatasan. “Musuh juga terdeteksi mencoba menyabotase dan mengirim tim pemantau untuk melakukan pengintaian,”tambahnya.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kota Shchastya, yang sebelumnya dikuasai oleh pemerintah, kini jatuh ke tangan separatis yang menguasai wilayah perbatasan di sebelah timur. Sementara itu di Brussel, kepala Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, mengutuk serangan sembrono dan tidak beralasan oleh Rusia terhadap Ukraina setelah banyak nyawa dalam bahaya.
“Saya mengutuk keras serangan Rusia yang sembrono dan tidak beralasan terhadap Ukraina yang telah membahayakan nyawa warga sipil yang tak terhitung jumlahnya,” kata Jens Stoltenberg. “Sekutu NATO akan bertemu untuk membahas konsekuensi dari tindakan agresif Rusia dan kami mendukung rakyat Ukraina.”
“NATO akan melakukan segala yang diperlukan untuk melindungi dan membela semua sekutu,” katanya.*