Hidayatullah.com–Duta Besar Nigeria untuk Rumania mengatakan kepada BBC bahwa sekitar 200 warga Nigeria – kebanyakan pelajar – telah tiba di ibu kota Bukares dari Ukraina.
Safiya Nuhu mengatakan mereka itu “diterima dengan baik”, dan tinggal di hotel setelah melarikan diri dari invasi Rusia.
Dubes itu mengatakan lebih banyak lagi yang datang. Sebanyak 4.000 warga Nigeria masih terjebak di Ukraina, lansir BBC Senin (28/2/2022).
Kementerian Luar Negeri Nigeria menyarankan warga Nigeria yang ingin meninggalkan Ukraina untuk mencoba menyeberang melalui perbatasan Hungaria dan Rumania, setelah mereka mengalami kesulitan di perbatasan Polandia.
Sejumlah orang Afrika mengeluhkan rasisme di perbatasan Ukraina-Polandia.
Menteri Luar Negeri Nigeria Geofrey Onyeama mengatakan dia telah berbicara dengan sejawatnya dari Ukraina Dmytro Kuleba tentang masalah ini, dan dia diberi jaminan bahwa penjaga perbatasan Ukraina telah diperintahkan untuk membolehkan semua orang asing yang akan meninggalkan Ukraina lewat tanpa halangan.
Sebelumnya Presiden Nigeria Muhammadu Buhari telah menyatakan kekecewaannya atas laporan insiden penganiayaan terhadap sejumlah warga negara Nigeria yang berusaha melarikan diri dari Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan di Twitter, kantor kepresidenan mengatakan polisi dan personel keamanan Ukraina dilaporkan menolak mengizinkan warga Nigeria naik bus dan kereta menuju perbatasan Ukraina-Polandia.
“Satu kelompok mahasiswa Nigeria yang berulang kali ditolak masuk ke Polandia akhirnya memutuskan bahwa mereka tidak punya pilihan selain pergi ke bagian lain Ukraina dan berusaha keluar dari negara itu melalui perbatasan dengan Hungaria,” kata pernyataan itu.
Kantor Buhari mengatakan semua warga negara asing yang mencoba menyeberang ke Polandia seharusnya “diperlakukan secara bermartabat dan tanpa pandang bulu”.
“Semua orang yang melarikan diri dari situasi konflik memiliki hak yang sama untuk perjalanan yang aman berdasarkan Konvensi PBB, dan warna paspor atau kulit mereka seharusnya tidak dibedakan,” kata pernyataan itu.*