Hidayatullah.com– Niger telah menyetujui pemberian vaksinasi malaria kepada anak-anak di bawah usia lima tahun dengan vaksin inovatif dari Inggris, kata Menteri Kesehatan kepada AFP.
Malaria membunuh 4.000 orang di negara miskin di kawasan Sahel itu pada tahun 2021, kebanyakan merupakan anak-anak.
“Pemerintah Niger telah memberikan lampu hijau untuk menggunakan… vaksin RTS,S/AS01 untuk anak-anak baru lahir hingga lima tahun,” kata Illiassou Mainassara Kamis malam (28/4/2022).
“Vaksin ini akan tiba di Niger dalam beberapa bulan mendatang, dan kami sudah mempersiapkannya,” imbuhnya.
Sebuah pernyataan kabinet mengatakan Niger adalah salah satu negara yang disetujui oleh World Health Organization (WHO) untuk melakukan vaksinasi anti-malaria.
Pada bulan Oktober 2021, WHO merekomendasikan “penggunaan meluas” vaksin malaria pertama di dunia untuk anak-anak di Afrika sub-Sahara, setelah meninjau program percontohan yang dijalankan di Ghana, Kenya dan Malawi.
Vaksin RTS,S – yang dibuat oleh raksasa farmasi Inggris GlaxoSmithKline – diketahui sangat mengurangi kematian anak akibat terjangkit parasit Plasmodium falciparum, yang paling umum di Afrika.
Lebih dari satu juta anak di Ghana, Kenya dan Malawi kini telah menerima setidaknya satu dosis vaksin malaria tersebut, kata WHO pekan lalu.
Niger kehilangan 4.170 nyawa disebabkan malaria tahun lalu, dan mencatat empat juta kasus infeksi.
Koordinator nasional penanggulangan malaria Niger, Djermakoye Hadiza Jackou, mengatakan 50 persen kasus dan hampir 60 persen kematian di negara itu merupakan anak-anak balita.
Kombinasi vaksinasi dan upaya pencegahan seperti pemasangan kelambu anti-nyamuk diharapkan akan menurunkan jumlah kasus setidaknya 75 persen, katanya.
WHO memperkirakan bahwa 627.000 orang meninggal karena malaria di seluruh dunia pada tahun 2020, tahun terakhir yang angkanya tersedia, atau meningkat 12 persen dibandingkan 2019.
Sebanyak 95 persen dari total kasus dan 96 persen dari total kematian malaria terjadi di kawasan Sub-Sahara Afrika
Catatan menunjukkan penyakit ini sudah ada dari zaman kuno, dengan gejala antara lain demam, sakit kepala dan nyeri otot, diikuti oleh siklus menggigil, demam dan berkeringat.*