Kolaborasi Rusia-dunia Islam bisa menjadi model dan menjadi jembatan peradaban bagi terwujudnya tata dunia baru yang damai, sejahtera, berkeadialan dan berkeadaban, kata Din Syamsuddin
Hidayatullah.com—Ketua Umum PP Muhammadiyah 2005-2015 Din Syamsuddin menyatakan dunia sekarang menghadapi kekacauan (disorder) dan ketakpastian (uncertainty). Hal ini terutama terjadi di masa pasca pandemi.
Keadaan demikian, menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, adalah resultante dari masa pasca Perang Dingin yang mendorong globalisasi. “Proses ini masih membuka jalan bagi liberalisasi ekonomi dan politik, serta menampilkan kekuatan hegemonik yang mendesakkan arus liberal,”ujar Din samsuddin dalam pidatonya di Sidang Group for Strategic Vision Russian Federation-Islamic World di Ibu Kota Republik Tatarstan Russia, Kazan.
Group for Strategic Vision Russian Federation-Islamic World terdiri dari sejumlah tokoh (baik agama, akademisi maupun politik), dari Federasi Russia dan beberapa negara Islam. Pada mulanya kelompok ini dipimpin oleh Mantan Perdana Menteri Russia Yveny Primakov dan sekarang oleh Mr. Rustam Minikhanov, Presiden Republik Tatarstan.
Pertemuan ke-16 sejak Kelompok itu didirikan pada 2006 membahas isu-isu global mutakhir. Setelah mendengarkan Ucapan Selamat dari Presiden Putin, dan Pengantar dari Presiden Rustam Minikhanov, Ketua Kelompok, para anggota satu persatu menyampaikan pandangannya.
“Penerapannya yang mengambil bentuk standart ganda menciptakan ketakadilan global (global injustice). Inilah masalah serius peradaban dunia dewasa ini, kata Din.
Di akhir pidatonya, Din Syamsuddin sebagai anggota Kelompok Visi Strategis Russia-Dunia Islam dari Asia, mengatakan bahwa Kolaborasi Russia-Dunia Islam adalah mungkin bahkan mendesak. Maka, menurut Ketua MPP Partai Pelita ini, Kelompok Visi Strategis ini harus berlanjut pada pelaksanaan misi strategis, yakni mendorong kerja sama kedua belah pihak secara nyata, baik dalam skema Government to Government, maupun People to People ataupun Goverment to People.
Kolaborasi Russia-Dunia Islam bisa menjadi model dan menjadi jembatan peradaban bagi terwujudnya tata dunia baru yang damai, sejahtera, berkeadialan dan berkeadaban, katanya.
Pada kesempatan berada di Russia, Din Syamsuddin sebagai Chairman of World Peace Forum juga mengundang Presiden Tatatstan Rustam Minikhanov untuk hadir pada World Peace Forum ke-8 yang diadakan oleh Center for Dialogue and Cooperation among Covilizations (CDCC) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta, di Solo, 16-17 Nopember 2023 mendatang.
Presiden Rustam Minikhanov bersama seluruh peserta sidang menjadi bagian dari peletakan batu pertama sebuah masjid besar di Ibu Kota Kazan. Pembangunan ini berarti menambah jumlah 500-an masjid di Republik Tatarstan, bagian dari Federasi Russia yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan, seluruh peserta diajak ke Bulgar, satu setengah jam di luar Kazan, di tepi sungai besar nan indah. Hal ini dimaksudkan untuk memperingati 1.100 tahun diadopsinya Islam di Tatarstan/Russia.
Sebelumnya, tanggal 19 Mei, Din Syamsuddin juga menghadiri Pembukaan Kazan Expo, yaitu pameran berbagai produk dari berbagai negara Islam. Kazan Expo juga dirangkaikan dengan Halal Expo, dimana kedua kegiatan ini berlangsung di sebuah kompleks pameran luas dekat Bandara Kazan.*