Hidayatullah.com—Zionis-’Israel’’ mengecam langkah Norwegia untuk memberi label barang-barang yang dibawa dari pemukiman ilegal dengan tempat asal produsen produk tersebut.
Kementerian Luar Negeri ‘‘Israel’’ mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah itu akan mempengaruhi hubungan bilateral antara kedua negara serta upaya Norwegia dalam mempromosikan hubungan antara ‘‘Israel’’ dan Palestina. Pernyataan itu merujuk pada upaya berkelanjutan Norwegia sebagai mediator dalam konflik ‘‘Israel’’-Palestina.
Pemerintah Norwegia Jumat lalu mengumumkan kebijakan baru negara itu bahwa tidak cukup hanya memberi label produk yang datang di wilayah pendudukan ‘‘Israel’’. Langkah itu melibatkan impor anggur, minyak zaitun, buah-buahan dan sayuran serta berlaku untuk produk yang dibawa dari Tepi Barat termasuk Yerusalem timur dan Dataran Tinggi Golan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt, dalam wawancara dengan kantor berita NTB menekankan bahwa keputusan itu bukan untuk memboikot ‘‘Israel’’. “Norwegia memiliki hubungan baik dengan ‘‘Israel’’. Itu harus dilanjutkan,” katanya.
Komisi Eropa merekomendasikan negara-negara anggotanya untuk mengikuti praktik tersebut pada tahun 2015, sebuah keputusan yang ditegakkan oleh Pengadilan Eropa pada tahun 2019. Norwegia menjelaskan, prinsip berdasarkan hasil sebagaimana diatur dalam arahan 2019, adalah konsumen tidak boleh tertipu oleh label negara asal suatu produk.
Ketika pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa barang-barang yang dibuat di pemukiman ilegal ‘‘Israel’’, dapat dilabeli dengan negara itu. Namun, pemukiman ilegal diakui sebagai ilegal menurut hukum internasional.*