Hidayatullah.com– Pangeran Charles menerima uang jutaan euro saat bertemu dengan seorang politisi senior Qatar, menurut sebuah laporan.
Prince of Wales itu dikabarkan diberi uang sebanyak total €3 juta dalam pertemuan-pertemuan dengan Sheikh Hamad bin Jassim bin Jaber Al-Thani, mantan perdana menteri Qatar.
Dalam satu kesempatan uang diserahkan kepada pewaris tahta Kerajaan Inggris itu dalam sebuah koper, dalam kesempatan lain tas jinjing, serta dalam kantong belanjaan Fortnum & Mason, department store kelas atas yang memegang Royal Warrant untuk menyuplai rumah tangga putra Ratu Elizabeth itu dengan bahan makanan kebutuhan sehari-hari.
Penyerahan uang diduga berlangsung dalam pertemuan-pertemuan kedua pria itu, termasuk pertemuan tertutup empat mata di Clarence House pada tahun 2015, kata laporan itu yang dilansir The Guardian Sabtu (25/6/2022).
Dalam sebuah pernyataan, seorang jubir Clarence House mengatakan uang yang diserahkan pada tahun 2015 langsung disalurkan ke lembaga-lembaga amal di bawah naungan Pangeran Charles. “yang membuat perjanjian semestinya dan memastikan kepada kami bahwa semua proses yang benar dipatuhi.”
Koper berisi uang tunai diserahkan kepada dua penasihat Charles yang katanya menghitung sendiri dengan tangan uang tersebut. Para staf istana katanya meminta Coutts, bank swasta yang kerap menangani rekening anggota keluarga Kerajaan Inggris, untuk mengambil uang tersebut.
Uang-uang itu kemudian disimpan dalam rekening Prince of Wales’s Charitable Fund (PWCF). Tidak ada kesan pembayaran-pembayaran itu ilegal, lapor Sunday Times Sabtu (25/6/2022).
Sheikh Hamad bin Jassim bin Jaber Al-Thani, salah satu orang terkaya di dunia, mendapatkan julukan “Orang yang membeli London” setelah menggunakan kekayaannya serta pengaruhnya di Qatari Wealth fund, untuk berinvestasi dalam jumlah besar di London termasuk dengan membeli aset Shard, Harrods dan InterContinental London Park Lane. Dia merupakan pemilik salah satu klub sepakbola dunia paling kaya, Paris Saint-Germain.
Tidak ada bukti bahwa Sheikh Hamad tidak bermaksud memberikan uang itu untuk organisasi amal dan dia tidak dapat dimintai komentarnya, lapor The Guardian.
Pimpinan wali amanat organisasi amal itu mengkonfirmasi kepada Sunday Times bahwa donasi tahun 2015 memang ada dan kemudian para wali, yang bertanggung jawab untuk menjaga reputasi organisasi, membicarakan soal tata kelola dan hubungan donatur guna memastikan bahwa donatur adalah pihak yang sah dan terverifikasi oleh auditor.
Lembaga amal itu mengatakan bahwa pihaknya telah mengkonfirmasi donasi tahun 2015 itu diserahkan dalam bentuk tunai atas pilihan donatur.
Charles dan Hamad dikabarkan sudah berteman sejak berpuluh tahun silam.
Pada tahun 2010, Charles dikabarkan melobi Hamad agar mengurungkan rencana pemugaran Chelsea Barracks bernilai £3 miliar. Chelsea Barracks adalah jajaran rumah tempat tinggal mewah di London yang dahulu merupakan barak tentara Inggris, yang terkategori sebagai bangunan bersejarah. Dia mengatakan kepada temannya itu – yang kala itu menjabat PM Qatar – dalam sebuah surat bahwa desain stadion yang banyak menggunakan baja dan kaca yang diusulkan Qatari Diar “membuat hati saya kecewa”. Charles kemudian menjamu emir Qatar untuk minum teh di Clarence House di mana topik itu dibahas lagi. Qatar akhirnya membatalkan rencana tersebut, sehingga memicu Candy bersaudara – yang mengawasi pemugaran – melayangkan gugatan £81 juta. Dalam gugatannya mereka menuding Qatar tunduk dengan permintaan Pangeran Charles. Klaim perihal uang-uang tersebut muncul di waktu yang memalukan bagi sang pangeran. Pasalnya Clarence House belum lama membantah klaim adanya praktik “cash-for-access” di organisasinya, sementara Metropolitan Police dan Charity Commission sedang menyelidiki praktik-praktik dalam penggalangan dana, termasuk dengan “mengobral akses atau gelar kehormatan” dari keluarga kerajaan.
September 2021 Sunday Mail mengungkap bahwa orang kepercayaan Charles, Michael Fawcett, menjanjikan gelar kehormatan dari Kerajaan Inggris bagi seorang miliarder Arab Saudi dengan imbalan uang. Fawcett mengundurkan diri sebagai kepala pelayan pribadi Charles pada 2003 karena dituding menerima “hadiah-hadiah” dalam jumlah yang sangat besar dan tidak becus dalam mengelola Clarence House. Meskipun demikian dia masih bekerja di lingkaran dalam Pangeran Charles hingga saat ini.
Beberapa tahun silam terungkap pula bahwa Sarah Ferguson, bekas istri Pangeran Andrew – adik Charles, menawarkan akses terhadap bekas suaminya kepada media yang bersedia membayar sejumlah uang kepadanya.
Meskipun tidak ada bukti hitam di atas putih, tetapi kabar bahwa gelar kehormatan atau akses kepada anggota keluarga kerajaan Inggris bisa diperoleh dengan imbal balik donasi dalam jumlah besar kepada organisasi amal yang dikelola anggota keluarga Kerajaan Inggris sudah sering terdengar.*