Hidayatullah.com—Kabar kematian pemimpin Al-Qaidah Usamah bin Ladin secara politik sangat penting bagi presiden AS Barack Obama dan rakyatnya. Terlihat bagaiman sorak-sorai warga AS meluapkan kegembiraan di luar Gedung Putih sebelum pidatonya pada Ahad malam.
Meski demikian, imbasnya pada Al-Qaidah, masih sulit untuk diprediksi.
Peter Bergen, jurnalis Amerika mengatakan pada CNN jika kematian bin Ladin menandai “akhir dari perang melawan teror”. Namun banyak analis tidak akan setuju: Al-Qaidah, adalah organisasi yang berbeda di tahun 2011 dengan yang di tahun 2001, di mana terdapat kader-kader pemimpin baru dan jangkauan afiliasi yang lebih lebar.
Para analis telah lama memperdebatkan hubungan bin Ladin –dan wakilnya, Syeikh Dr Ayman al-Zawahiri– dalam mengendalikan Al-Qaidah. Kedua pria tersebut telah memimpin sejak 11 September 2001, menyerang Amerika, meninggalkan bawahan mereka untuk menangani kegiatan sehari-hari banyak kelompok. Kelompok afiliasi, seperti Al-Qaidah di Semenanjung Arab, telah beroperasi dengan petunjuk yang lebih kecil dari pemimpin di perbatasan Afghanistan-Pakistan.
“Sering diasumsikan jika peran penting, khususnya dalam kasus bin Ladin, adalah propaganda para pemimpin atau lebih pada pemimpin utama,” ujar Barbara Sude, analis Al-Qaidah di CIA, dalam sebuah tulisan yang dirilis tahun lalu.
Tentu saja, sejumlah pemimpin muda-beberapa dari mereka telah tewas-dimunculkan untuk mendapat peran utama dalam kelompok selama beberapa tahun terakhir, untuk memperluas kepemimpinannya. Mereka adalah Abu al-Yazid; Abu Yahya al-Libi; dan Atiyah abd al-Rahman.
Jika bin Ladin adalah pemimpin utama, maka dapat diasumsikan jika ia telah mencapai tujuannya: ideologi dan strateginya telah diserap oleh Al-Qaidah, baik di organisasi pusat di Afghanistan dan Pakistan serta kelompok afiliasinya di mana saja.
“Hal ini merupakan pukulan telak bagi jaringan jihad dalam berbagai cara, tetapi hal ini tidak membunuh Al-Qaidah,” ujar Daveed Gartenstein-Ross, Direktur Study of Terrorist Radicalisation di Washington. “Kelompok jihad memiliki pemimpin lain yang dapat menjadi pemimpin dalam kelompok tersebut,” tambahnya.
‘Musibah jika hal ini benar’
Sejauh ini Al-Qaidah dan simpatisannya memilih diam. Kelompok ini juga tidak mengirimkan propaganda dengan membuat video yang ditujukan untuk bin Ladin, juga tidak berkomentar atas laporan kematiannya.
Pada forum internet yang simpatik pada Al-Qaidah, mayoritas yang berkomentar merasa terkejut dengan laporan kematian bin Ladin.
Sebelumnya, ketika pejabat AS mengumumkan kematian anggota Al-Qaidah yang berada di urutan teratas, para komentator selalu menolak laporan tersebut. Tetapi pengumuman terbaru oleh Obama, sementara terlihat lebih dapat dipercaya.
“Jika hal ini benar, kita harus bersyukur pada Tuhan karena Amerika tidak dapat menangkapnya hidup-hidup,” salah satu komentator berkata demikian. “Jika tidak mereka akan mempermalukannya seperti Saddam Hussein.”
“Semoga, berita itu tidak benar. Akan merupakan musibah jika hal ini benar,” ujar yang lainnya menulis.
AS mengeluarkan travel warning kepada warganya di berbagai negara. Dan militer AS meningkatkan level “perlindungan keamanan”, yang memberikan ancaman pada basis militer. Pejabat senior AS mengatakan tidak ada ancaman spesifik yang dilaporkan.
‘Tidak ada Negara yang diinformasikan’
Satu pertanyaan yang ditekankan adalah apakah kematian bin Ladin memiliki arti pada hubungann AS-Pakistan yang sedang tegang?
Sebelumnbya, dua Negara ini bersitegang dalam beberapa bulan terakhir setelah pesawat AS diluncurkan di barat laut Pakistan dan juga kasus Raymond Davis, kontraktor CIA yang ditahan karena pembunuhan di Lahore dan baru mampu dibebaskan dengan “uang tebusan” yang dibayarkan pada keluarga korban.
Obama memuji pemerintah Pakistan atas kerja samanya dalam memburu bin Ladin. Dan beberapa pejabat di ISI, agen mata-mata Pakistan dilaporkan ikut berperan dalam operasi yang diyakini Amerika telah membuat tewasnya Usamah, demikian laporan dari media.
Tetapi Gedung Putih segera menyangkalnya: Dalam konfrensi Minggu malam, pejabat senior Amerika mengatakan pada para wartawan jika Pakistan tidak diberi penjelasan sebelumnya pada operasi yang berujung pada kematian bin Ladin.
“Sebuah operasi seperti ini memiliki keamanan operasional seutuhnya,” ujar pejabat tersebut. “Tidak ada satupun Negara yang diinformasikan, dan sebuah kelompok lingkaran kecil yang berisikan orang Amerika Serikat di dalamnya.”
Obama, dalam memberikan pujian pada Pakistan, juga terlihat mengingatkan pimpinan Negara tersebut, ia menyebutkan “sangat penting jika Pakistan melanjutkan untuk bergabung bersama kami dalam perjuangan melawan Al-Qaidah”. Pejabat administrasi yang lain , mendeskripsikan persembunyian bin Ladin yang cukup lama di Pakistan adalah akibat dari sumber friksi yang potensial dan harus di perhatikan dalam hubungan keduanya.
“Kami sangat peduli terhadap situasi di Pakistan saat ini… tetapi dalam hal ini kami butuh kerjasama dengan pemerintah Pakistan” ujar salah satu pejabat senior.
Juga tidak dijelaskan apakah kematian bin Ladin ini memiliki imbas pada perang di Afghanistan, yang saat ini telah memasuki tahun kesepuluh. Obama tidak menyebutkan perubahan strategi apapun dalam pidatonya; bin Ladin terbunuh di Pakistan, bukan di Afghanistan; dan pejabat AS mengakui jika hanya ada sisa-sisa anggota Al-Qaidah dalam jumlah kecil di Afghanistan.
Dengan kata lain, perang – yang dimulai untuk menghukum pelaku serangan 11 September- mungkin akan lebih lama daripada pelaku utama serangan-serangan tersebut.*
Foto: Pejabat Amerika nonton bareng (Nobar) operasi terhadap Usamah bin Ladin