Hidayatullah.com–New York menaikkan usia minimum untuk dapat membeli rokok ke usia 21, Minggu (18/5/2014), dalam inisiatif terbaru untuk mendorong perilaku sehat di antara penduduk.
Undang-Undang , yang ditandatangani 19 November lalu sesaat sebelum mantan Walikota Michael Bloomberg menyelesaikan masa jabatan kedua, memiliki masa tunggu enam bulan sebelum diberlakukan. Tapi dampaknya sudah bisa dirasakan dengan jelas.
“Di bawah usia 21, dilarang beli rokok,” bunyi peringatan di pintu masuk satu toko kecil yang menjual merokok, koran, permen, kopi, dan kue, di lingkungan Nolita (North Little Italy).
Rokok tidak dapat dijual bagi siapa saja yang tidak dapat menunjukkan dokumen identitas yang valid untuk membuktikan usia mereka. Penjaga toko memindai kartu identitas untuk menguji keasliannya sebelum menyerahkan kotak rokok.
Peraturan ini –belum pernah terjadi sebelumnya di kota-kota besar Amerika lainnya– meningkatkan usia hukum membeli rokok sebelumnya dari usia 18. Hal ini juga berlaku untuk bentuk lain dari tembakau dan rokok eletronik.
Ini merupakan tindakan terbaru dari upaya New York mengurangi merokok di seantero kota, yang melarang merokok –yang pada 29 April juga melarang rokok elektronik– di restoran dan bar, di taman atau alun-alun, dan di pantai umum kota. Beberapa bangunan perumahan swasta juga telah melarang merokok.
Pajak rokok di kota New York juga yang tertinggi di negara ini. Selain itu, kota New York telah menetapkan harga minimum sebesar 10,50 dolar per bungkus.
Nataleigh Kohn, 23 , yang bekerja di perusahaan yang sedang merintis, menyambut baik pemeriksaan identitas saat membeli rokok.
“Ini baik. Siswa-siswa sekolah lanjutan atas tidak bisa lagi memulai aktivitas merokoknya,” katanya, dilansir Malay Mail Online dari AFP.
Thomas Wall, 24, mantan perokok yang bekerja di bidang arsitektur, setuju , meskipun ia mengatakan, peraturan itu mungkin tidak akan menghilangkan kebiasaan remaja untuk merokok bersama teman-temannya.
Dia membandingkan pembatasan baru untuk meminum minuman keras (alkohol) di AS pada usia 21. Ketika orang-orang di bawah umur itu ingin minuman beralkohol, mereka malah sering mendapatkannya dari orang tua yang membelikan untuk mereka.
Penjaga Toko Muhammad Arisur Khaman mengatakan, dia mendengar beberapa keluhan sejak undang-undang itu dilaksanakan, walaupun tidak banyak. Kepada remaja yang kecewa tidak bisa membeli, ia hanya bilang, “Ini hukum.”
“Semakin tinggi usia minimum adalah langkah ke arah yang benar,” kata Pat Bonadies (52 tahun), seorang guru.
Ia mengatakan, telah terjadi perubahan besar sikap terhadap merokok.
“Ketika saya masih muda, merokok jauh lebih umum di kalangan remaja dan praremaja di restoran dan tempat-tempat umum,” katanya.
“Bahkan teman-teman ibu saya, mereka merokok selama kehamilan mereka.”
Kota ini mengalami penurunan tajam pada perokok dewasa, dari 21,5 persen pada tahun 2002 menjadi 14,8 persen pada 2011, menurut statistik resmi.
Tapi tingkat merokok di kalangan anak muda telah stabil sejak tahun 2007, sebesar 8,5 persen. Ini yang menyebabkan menjadi dorongan untuk menaikkan usia minimum merokok.
Pihak berwenang berharap bahwa undang-undang baru akan memotong para perokok di antara usia 18 sampai 20 tahun lebih dari setengahnya .
New York berharap dapat menginspirasi kota-kota lain untuk menerapkan pembatasan usia yang sama.*