Hidayatullah.com– Penulis novel “Ayat-ayat Setan” Salman Rushdie kehilangan penglihatan pada salah satu matanya dan hanya dapat menggunakan salah satu tangannya, akibat dari aksi penikaman yang dialaminya di New York bulan Agustus.
“Dia kehilangan satu matanya,” kata Andrew Wylie, seorang agen yang berbasis di New York, dalam wawancara dengan El País seperti dilansir BBC Ahad (23/10/2022). “Dia memiliki tiga luka serius di lehernya. Satu tangannya lumpuh karena saraf di lengannya terputus.”
“Dia memiliki sekitar 15 luka lagi di bagian dadanya,” kata Wylie. “Itu adalah serangan yang brutal,” imbuhnya.
Wylie mengatakan dia tidak bisa mengungkapkan di mana keberadaan novelis keturunan India itu saat ini.
Ditanya apakah Salman Rushdie masih berada di rumah sakit, Wylie hanya menjawab, “Saya tidak bisa memberikan informasi tentang keberadaannya. Dia akan tetap hidup… Itu yang lebih penting.”
Hadi Matar, 24, pemuda kelahiran Amerika Serikat dari keturunan migran asal Libanon yang mendukung ideologi kelompok teroris Syiah Libanon Hizbullah dan pengagum para pemimpin Syiah Iran, mengaku tidak bersalah atas percobaan pembunuhan yang dilakukannya terhadap Rushdie.
Menyusul penerbit novel “Satanic Verses“, mendiang pemimpin Syiah Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini mengeluarkan fatwa mati bagi Salman Rushdie dan menyediakan hadiah $3 juta untuk kepalanya.
Fatwa itu masih aktif hingga kini. Meskipun pemerintah Iran tidak terang-terangan mendukung fatwa itu, tetapi otoritas keagamaan Syiah menambahkan uang hadiahnya sebanyak $500.000 pada 2012.
Wylie mengatakan kepada El Pais bahwa dia sudah mendiskusikan ancaman-ancaman tersebut kepada Rushdie selama bertahun-tahun.
“Bahaya utama yang dihadapinya selama beberapa tahun setelah fatwa itu dikeluarkan adalah dari sembarang orang yang tiba-tiba muncul entah dari mana dan menyerang,” paparnya.
“Anda tidak bisa terlindungi dari serangan yang semacam itu, sebab sama sekali tidak dapat diduga dan tidak masuk akal. Seperti yang terjadi pada pembunuhan John Lennon,” kata Wylie.
Salman Rushdie dilahirkan di India pada tahun 1947. Dia menempuh pendidikan di sekolah berasrama di England sebelum kuliah di University of Cambridge, Inggris. Novelnya berbahasa Inggris yang menghebohkan dan mencuatkan namanya ke mancanegara “Satanic Verses” diterbitkan pada 1988. Pada tahun 2007, dia diberi gelar kebangsawanan oleh Raru Elizabeth II atas kiprahnya di bidang sastra.*