Hidayatullah.com — Kepolisian Iran meluncurkan penyelidikan setelah sebuah video viral menunjukkan polisi anti huru-hara berulang kali menendang dan kemudian menembak seorang pria yang diduga demonstran.
Video berdurasi dua menit yang memperlihatkan kebrutalan polisi itu diunggah di media sosial pada Selasa (02/11/2022). Aksi demonstrasi meletus di seluruh Iran setelah kematian seorang perempuan muda dalam tahanan polisi moral.
Dalam video terlihat polisi Iran sedang memukuli seorang pria diduga demonstran yang tergeletak di tanah di sebuah gang pada malam hari. Pria itu nampak berusaha melindungi kepala dan tubuhnya dari pukulan dan tendangan polisi.
Setelah puas, polisi huru hara kemudian meninggalkannya tergeletak di tanah. Namun, beberapa saat kemudian polisi lain datang dan memukulinya dengan tongkat. Tidak berakhir di situ, di bagian akhir video nampak seorang polisi menembak pria itu dari jarak dekat dengan senjata yang tampak seperti senapan peluru karet.
Pada hari Rabu, komando pusat polisi Iran mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat bahwa pihaknya telah menyelidiki video tersebut. Polisi menegaskan bahwa pihaknya akan segera menangkap petugas yang melanggar.
“Polisi sama sekali tidak memaafkan kekerasan dan perilaku tidak konvensional dan pelanggar pasti akan menghadapi tindakan hukum sesuai aturan,” katanya.
Kelompok hak asasi yang berbasis di Inggris Amnesty International juga memposting video di Twitter, menyebutnya sebagai “pengingat mengerikan lainnya bahwa kekejaman pasukan keamanan Iran tidak mengenal batas” dan mendesak Dewan Hak Asasi Manusia PBB untuk menyelidiki.
Pelepasan video tersebut terjadi di tengah protes yang pecah tak lama setelah kematian Mahsa Amini pada 16 September.
Wanita berusia 22 tahun itu meninggal di sebuah rumah sakit di Teheran setelah ambruk di pusat “pendidikan ulang” tempat dia dibawa oleh apa yang disebut “polisi moral” negara itu setelah penangkapannya karena dugaan ketidakpatuhan terhadap peraturan berpakaian. Keluarganya telah menantang penyelidikan resmi yang menemukan dia tidak dipukuli dan meninggal karena kondisi yang sudah ada sebelumnya.
Puluhan orang, termasuk pasukan keamanan, diyakini tewas selama protes, tetapi pihak berwenang belum menerbitkan penghitungan resmi. Banyak lagi yang terluka atau ditangkap, dan Iran minggu ini mulai mengadakan kasus pengadilan pertama untuk “perusuh”.*