Hidayatullah.com– Dua varian virus penyebab Covid-19 yang dominan menyebar cepat di China yaitu BA.5.2 dan BF.7 saat ini sudah terdeteksi di Malaysia.
Dalam sebuah pernyataan Direktur Jenderal Kesehatan Tan Sri Dr Noor Hisham Abdullah bahwa pada 31 Desember terdapat 4.148 kasus infeksi BA.5.2 dan tiga kasus infeksi BF.7 di negara Malaysia, lapor kantor berita resmi Bernama hari Senin (2/1/2023)
Namun, Dr Noor Hisham mengklarifikasi bahwa tidak ada data yang menghubungkan kasus serius atau kematian dengan varian BA.5.2 dan BF.7.
“Kedua varian itu terdaftar sebagai sublineage Omicron BA.5 dan belum ditautkan sebagai Lineage Under Monitoring (LUM) oleh the World Health Organisation (WHO),” jelasnya.
“Namun, baik varian BA.5.2 maupun BF.7 diyakini disebabkan oleh kasus yang berulang atau mereka yang memiliki peluang tinggi tertular varian tersebut karena tingginya jumlah kasus di China,” katanya dalam pernyataan itu.
Menurut Dr Hisham, situasinya akan dipantau dari waktu ke waktu dan ketika ada perubahan drastis yang membutuhkan langkah strategis untuk memastikan kesehatan masyarakat, hal itu akan segera diumumkan oleh WHO ke semua negara agar menjadi perhatian publik.
Varian BF.7 yang merupakan singkatan dari BA.5.2.1.7, berasal dari varian Omicron BA.5 dan pertama kali terdeteksi di dunia pada Juli 2022.
Dr Noor Hisham mengatakan hasil pemantauan genomik SARS-CoV-2 di Malaysia sepanjang Desember 2022 menunjukkan bahwa varian XBB dominan dalam penyebaran Covid-19 di negara tersebut.
Varian XBB mencakup 55,4 persen sampel yang menunjukkan 17 genom; diikuti varian BA.2.75 (20,8 persen) dan varian BQ.1 (10,8 persen).
Itu artinya, varian XBB merupakan varian dominan yang menyebar fi masyarakat Malaysia sejak Oktober 2022. Baik XBB maupun BA.2.75 merupakan tipe varian yang terdaftar dalam Lineage Under Monitoring (LUM) oleh WHO.*