Hidayatullah.com– Sebuah Sarkofagus Mesir kuno hasil curian yang dipajang di museum di Amerika Serikat telah dikembalikan ke Mesir.
Peti mati sepanjang 2,9 meter yang dikenal sebagai “Green Coffin” berasal dari Periode Dinasti Akhir (664 SM – 332 SM) dan merupakan tempat penyimpanan jasad seorang pendeta bernama Ankhenmaat.
Sarkofagus itu dicuri dari situs arkeologi nekropolis Abu Sir di bagian utara Mesir oleh sebuah jaringan global pencuri hasil karya seni, yang menyelundupkannya ke Amerika Serikat lewat Jerman pada 2008.
Singkat cerita, peti mati itu kemudian dipinjamkan oleh seorang kolektor ke Houston Museum of Natural Science pada 2013.
Sarkofagus tersebut direpatriasi ke Mesir setelah aparat melakukan penyelidikan selama bertahun-tahun dan diserahkan secara resmi oleh para diplomat AS dalam seremoni di Kairo pada hari Senin (2/1/2023). Acara penyerahan disaksikannya oleh Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry dan Menteri Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir Ahmed Issa, lapor BBC.
“Seremoni hari ini merupakan simbol dari sejarah panjang kerjasama antara Amerika Serikat dan Mesir dalam perlindungan benda-benda antik dan pelestarian warisan budaya,” chargé d’affaires AS di Mesir Daniel Rubinstein.
Menteri Issa mengatakan pengembalian Sarkofagus itu menunjukkan kerja keras Mesir untuk memulangkan kembali benda-benda seni warisan bangsanya yang dicuri.
Pada bulan September, Kepala kejaksaan wilayah distrik Manhattan Alvin Bragg mengatakan bahwa Green Coffin, yang ditaksir bernilai jual lebih dari $1 juta (£830.000), diselundupkan ke luar Mesir oleh sebuah jaringan multinasional penyelundup barang-barang antik.
Jaringan tersebut juga diketahui sebagai pelaku pencurian “Gold Coffin”, Sarkofagus berwarna emas yang dikembalikan ke Mesir pada 2019, Stele of Pa-di-Sena yang juga peninggalan Periode Dinasti Akhir yang dikembalikan pada tahun 2020, serta lima benda yang disita dari pajangan Metropolitan Museum of Art di New York tahun lalu.
AS bukan satu-satunya negara yang mengembalikan barang-barang antik ke Mesir belakangan ini.
Pada tahun 2021, Israel menyerahkan 95 relik yang telah diselundupkan ke wilayah yang dikuasainya atau ditemukan untuk dijual di kota Yerusalem.
Bulan lalu, sebuah universitas di Republik Irlandia mengatakan bahwa pihaknya berencana untuk mengembalikan sebuah sarkofagus, jasad yang dimumifikasi dan toples-toples kanopik – wadah yang biasa dipakai untuk menyimpan organ dalam mayat yang dimumifikasi.*