Hidayatullah.com– Konsultan Kementerian Pertahanan Arab Saudi Brigjen Ahmad Hasan Usairi menegaskan bahwa operasi militer pertama “Aashifatul Hazm” (baca: Badai Penghancur) pimpinan Arab Saudi sukses mencapai targetnya.
Operasi militer yang melibatkan 10 negara Timur Tengah tersebut berhasil melumpuhkan jalur udara milik milisi Pemberontak Syiah Al-Hautsi (Syiah Al Houthi), mengalahkan angkatan udara, menghancurkan pesawat-pesawat tempur, rudal-rudal, pusat-pusat komando dan komunikasi mereka. [Baca: Saudi Pimpin Koalisi Negara Arab Serang Pemberontak Syiah Yaman]
Hal tersebut disampaikan Brigjen Ahmad Usairi dalam jumpa pers di pangkalan militer Arab Saudi di Riyadh, Kamis sore (26/03/2015) kemarin seperti dikutip media Alyaum.com.
“Operasi militer “Badai Penghancur” dimulai Kamis dini hari (26/3/2015) dengan serangan udara yang bertujuan untuk menguasai kekuatan udara yang sedang dikendalikan oleh pemberontak Hautsi. Tujuan selanjutnya adalah melumpuhkan pusat-pusat komando dan komunikasi, juga menahan serangan darat mereka berupa rudal SAM dan rudal pengejar pesawat,” terangnya.
Brigjen Ahmad Usairi menambahkan bahwa operasi milter kemarin juga sukses menghancurkan pangkalan ad-Dailami di ibu kota Shana’a. Pangkalan tersebut berisi pesawat-pesawat tempur, gudang bahan bakar pesawat, gudang senjata, hanggar dan yang lainnya yang selama ini dikuasai oleh pemberontak Hautsi untuk melawan Sunni Yaman dan pemerintahan Yaman yang Syar’i.
“Kita berhasil menghancurkan pangkalan militer mereka, gudang peluru dan hanggar pesawat tempur dengan sempurna.” Kata Brigjen Ahmad Usairi menegaskan.
Brigjen Ahmad Usairi juga menjelaskan bahwa pada dini hari kemarin terpantau gerakan sekelompok pemberontak Syiah Hautsi menuju perbatasan Arab Saudi, mereka bergerak dari daerah kekuasaan Hautsi di utara Yaman.
Akan tetapi, kekuatan militer darat dan udara Arab Saudi berhasil memukul balik kelompok tersebut. Dengan demikian ditutuplah operasi pertama “Badai Penghancur” selama 24 jam terakhir dengan harapan agar pemberontak Hautsi bisa ditumpaskan dan tidak mengganggu keamanan bangsa Yaman.
“Seluruh pesawat tempur dan kekuatan udara “Badai Penghancur” telah kembali ke pangkalan dengan selamat,” tutupnya.*